Datanglah ke mari. Apartemen Distrik 9, lantai 15, kamar 1501, sekarang. Kau akan tahu kebenarannya. Aku tidak bercanda atau berbohong.
Lagi, itu pesan yang ke sekian yang aku terima dari nomor asing, sejak lima atau enam hari lalu. Selalu pesan ambigu. Sengaja tidak aku simpan di ponsel. Entah siapa pengirimnya.
Aku tengah bersiap-siap untuk tidur, setelah melewati ritual malam sebelum tidur. Membersihkan tubuh juga wajah, dilanjut perawatan wajah, sambil bermain ponsel. Memeriksa pesan sebelum tidur, memang kebiasaanku sejak dahulu.
Awalnya, pengirim pesan membicarakan Donald Narendra, kekasihku. Aku masih menanggapi pesan-pesan ambigu itu, hingga kian hari semakin membuka aib masa lalu Donald. Jujur, aku tidak suka, masa lalu Donald diperbincangkan oleh orang yang enggan memperkenalkan diri sejak awal menghubungiku.