Cherreads

Chapter 95 - Bab 95

"Bagus sekali, saya tidak menyangka bahwa Dr. Yves memiliki wawasan yang luas di usia yang begitu muda. Wawasan anda lebih dari apa yang disebut manusia bodoh."

"Saya tidak pernah berharap setelah ribuan, puluhan ribu tahun kemudian masih ada manusia yang mengingat mitos tersebut. Ya, sangat bagus." Suara kasar khas seorang pria datang dari arah belakang.

Yves berbalik dan melihat seorang pria berkumis serta seorang pelayan yang berdiri di belakangnya.

"Perkenalkan, namaku Patrick Morgan. Senang bertemu denganmu, Dr. Yves." Pria paruh baya itu mengulurkan tangannya. Wajahnya terlihat muram bahkan jika dia tersenyum, rasanya pria itu sedang mencibir orang yang ada di depannya.

Kehadiran tiba-tiba itu sangat mengejutkan Yves, terlebih lagi ada pria yang sangat dia kenal mengawal pria tersebut. Red Skull berdiri tepat di samping Patrick Morgan!

Yves menjabat tangan pria paruh baya itu, seketika dia terkejut, genggaman tangan pira itu sangat kuat. Jika Yves tidak diperkuat oleh Serum, mungkin dia akan merasa kesakitan sekarang.

Melihat keraguan Yves, Schmidt berkata, "Sir Patrick Morgan adalah orang penting, dia merupakan seorang anggota departemen penelitian ilmiah Jerman kita."

Dan benar saja, Yves dibuat semakin terkejut. Ternyata benar, pria yang ada di depannya tak lain adalah Dewa Perang sendiri, Kratos... Tidak, Ares yang menyamar sebagai manusia biasa!

Sial, bagaimana bisa dia bertemu dengan banyak karakter kuat malam ini? Dari ahli racun, Master Sihir, dan sekarang Dewa Perang sendiri!

"Suatu kehormatan bertemu dengan anda, Sir Patrick. Saya bukan seorang doctor, hanya seorang penemu biasa saja. Panggil saja saya Yves." Yves memutuskan untuk berpura-pura bodoh dan tak mengenal pria tersebut.

Di tempat yang tidak diketahui, soerang lelaki tua yang kuat duduk di istana yang megah nan idah. Matanya menyipit, kemudian dia mendengus jijik, "Dewa tua yang mengecewakan."

Di Kamar-Taj, tanah suci bagi para penyihir. Ancient-one melihat ke arah barat sambil berkata pada dirinya sendiri, "Bagaimana mungkin orang-orang Olympus mucul di Bumi? Hmph, Bumi tidak membutuhkan Dewa Tua untuk memerintah!"

Gelombang sihir yang kuat terpancar, sihir itu langsung membuat seluruh penguni tanah suci terkejut.

"Haha, tidak buruk. Bagaimanapun Gelar Doctor tidak akan anda bawa mati." Ares tersenyum.

"Saya mendengar bahwa anda mengatakan bahwa anda percaya pada Tuhan?" Patrick bertanya. Sebenarnya dia berharap untuk bertemu dengan orang yang percaya pada dirinya, terlebih lagi untuk hamba yang dapat memicu perang berskala besar. Semakin besar perang tersebut, maka semakin kuat dia!

"Tidak, tidak. Anda salah, saya tidak beriman kepada dewa-dewa mana pun, saya hanya percaya pada diri saya sendiri. Dewa hanyalah orang yang kuat, mereka kuat tapi tetap punya kelemahan."

"Tapi dewa yang paling saya kagumi adalah Dewa Perang dari mitologi Yunani kuno, yaitu Ares. Ada desas-desus bahwa pada masa kuno, pasukan kegelapan menyerbu dan para dewa bergabung untuk mengalahkan musuh yang sangat kuat."

"Penampilan heroik Dewa Perang itu memang layak mendapat julukan Dewa Perang. Orang kuat seperti itu pasti akan dikagumi di manapun dia berada." Yves mencoba menyanjung Dewa Perang nyata yang ada di depannya.

Sir Patrick Morgan yang sebelumnya terlihat bosan langsung senang ketika mendengar bahwa ada orang yang mengagumi dirinya. Bagaimanapun, dewa yang dimaksud Yves adalah dirinya sendiri.

"Bagus, saya ingin mendengar lebih banyak hal dari anda. Saya bertanya-tanya apakah Dr. Yves mau membicarakannya?" Sir Patrick Morgan masih tetap terlihat muram, tapi sikapnya jauh lebih hangat.

Di samping Eddie, Sindella menatap ke arah pria aneh itu dengan kewaspadaan. Dia melihat bahwa kekuatan pria paruh baya itu tidak dapat diukur, dia sangat yakin bahwa pria itu lebih kuat dari dirinya!

Untuk Red Skull, mendengar percakapan itu tentunya dia juga tertarik. Lagi pula dia juga mencari kekuatan yang ditinggalkan para dewa.

Tapi dia tidak tahu bahwa sebenarnya dia telah mengikuti Dewa nyata selama ini, Dewa Perang Ares!

Yves dengan enggan minum untuk meredakan tenggorokannya yang mulai mengering. "Sejujurnya saya tidak tahu banyak, jadi saya hanya bisa menganalisis melalui cerita yang telah diceritakan oleh orang lain."

"Saya tidak tahu mengapa para dewa kuno menghilang dan saya tidak tahu apakah mereka benar-benar melawan pasukan kegelapan itu. Tapi saya yakin bahwa ketika kita mencapai kemampuan pada tingkat tertentu, kita mungkin dapat menemukan keberadaan mereka."

"Haha, bagaimanapun, itu hanya pendapat saya pribadi. Semua orang bebas percaya atau tidak."

Red Skull dan Patrick mengangguk, Patrick tiba-tiba bertanya, "Saya ingin tahu apa pendapat anda tentant Ares, Dewa Perang yang membawa perang bagi umat manusia."

Yves mengangkat alisnya, apa arti pertanyaan itu? Yves berpikir, kemudian dia berkata. "Aku tidak memiliki pendapat. Perang tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja. Kuncinya adalah, selama ada orang yang memiliki ambisi, maka perang akan terjadi."

"Lagi pula perang juga tidak bisa dihindari, tidak ada perdamaian seak zaman kuno. Selain itu perang terkadang memajukan pengetahuan dan teknologi. Tapi sekali lagi, jika perang berskala besar-besaran terjadi, mungkin planet kita akan hancur dan tidak dapat ditinggali lagi."

"Jadi, apakah kamu mendukung perang atau tidak?" Patrick tidak menyukai jawaban keragu-raguan tersebut.

Yves melirik pria itu tanpa daya, "Tergantung pada destruktif perang. Jika hanya pada tahap ini, maka itu akan sama tidak perduli apa yang diperjuangkan."

"Jika tujuan perang untuk mengalahkan invasi alien, maka saya akan mendukung. Tapi jika perang-perang yang terjadi di kalangan manusia dengan tujuan kekuasaan, hal itu tidak ada artinya. Hanya kebencian, tumpah darah serta kepedihan yang akan menjadi hasil akhir."

Kemudian dia menunjuk ke arah AK-47 yang dipegang oleh prajurit, "Apakah anda melihat senjata yang dipegang prajurit itu?"

Yves merentangkan tangannya dan berkata, "Saya awalnya merancang senjata itu untuk berburu hewan, tapi searang lihat, orang-orang menggunakannya untuk membunuh sesama manusia. Bisakah anda mengatakan hal itu kesalahan saya?"

"Perang itu seperti senjata, tergantung pada orang-orang pelopor dan penggunanya. Jika anda menggunakan senjata untuk memburu hewan atau melwan penjahat maka hal itu akan baik. Jika sebaliknya, maka anda adalah orang jahat."

Semua orang yang hadir di pesta ini bukanlah orang-orang yang tidak berpendidikan. Semua tahu perumpamaan itu. Tapi ketika melihat perancang senjata itu, mereka diam-diam mencibir.

Bajingan itu mengatakan bahwa senjata itu digunakan untuk berburu? Terus kenapa senjata itu diberikan ke tentara Ceko yang berhasil membuat tentara Jerman menderita kekalahan?

-----

read chapter 190 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77

More Chapters