Setelah bertempur dalam waktu yang cukup lama, pada akhirnya hampir keseluruhan divisi penyihir terbunuh, bahkan Sindella menerima luka karena serangan anak-anak Iblis itu.
Iblis kecil ini tidak sekuat para penyihir yang hadir berperang, tapi jumlah mereka terlalu banyak!
Salah satu penyebab kekalahan divisi sihir tak lain karena kurangnya persiapan mereka. Serangan Iblis kali ini benar-benar terjadi tak terduga!
Di sisi lain Ophelia dan Sinthea masih berusaha membunuh musuh mereka. Iblis-iblis itu adalah iblis-iblis yang tersisa setelah pengorbanan Giovanni.
Ophelia, Sinthea dan Sindella saling memberikan bantuan mereka untuk melawan monster-monster tersebut. Hubungan mereka yang awalnya tidak terlalu baik satu sama lain kini telah berubah berkat peperangan ini.
Di sisi lain Yves dikejutkan oleh stamina dan kekuatan Jenderal Iblis, bahkan setelah menggunakan berbagai senjata untuk melawannya, dia masih tidak berhasil membunuhnya!
Senapan sniper magnet berkaliber besar hanya bisa menghentikannya untuk sementara waktu, seperti Tyrant yang terkena bom lalu duduk terdiam. Bahkan kulit Jenderal Iblis itu tidak tergores sama sekali! Pertahanan mengerikan ini benar-benar diluar nalar!
Bisa dikatakan bahwa dirinya sekarang sedang melawan boss ber-level tinggi yang seharusnya tidak dia lawan. Jika musuhnya level 69, maka dirinya saat ini hanya level 10!
Jika bukan karena ingin menyelamatkan istri masa depannya, dia bahkan tidak akan repot memerangi Iblis ini!
"Manusia sialan, rasakan murka neraka ini!" Jenderal Iblis mengarahkan telapak tangannya ke atas langit, kemudian cahaya merah neraka bersinar dengan intensites yang tidak menyenangkan.
Tanah bergetar dan mulai retak, kejadian ini terlihat seperti akan terjadi letusan gunung berapi!
Ketiga wanita yang ada di kejauhan juga ikut terguncang oleh gempa ini, bahkan anak-anak Iblis pun merasakannya juga.
"Tidak, aku tidak bisa membiarkan Iblis itu melantunkan mantranya, jika tidak dia akan benar-benar memicu letusan gunung berapi!"
"Tapi bagaimana cara menghentikannya?" Yves mengarruk kepalanya sambil berpikir cepat. Sihir luar angkasa? Itu tidak berguna, begitu juga dengan sihir cermin.
Jika dia menggunakan sihir cermin, maka dia akan menjadi karung tinju Iblis itu di dalam Dimensi Cermin!
"Mungkinkah?" Yves akhirnya memikirkan sesuatu. Dia terbang lebih bawah lalu mengambil sepatu bot dan kaus kaki para penyihir yang telah meninggal.
"Bersiaplah, aku akan merapalkan sihir terkuat bumi!" Ucap Yves dengan wajah serius.
Jenderal Iblis yang mendengar itu langsung menghentikan rapalannya, dengan begini dia dapat mengancang-ancang serangan lawan. Ketika dia mendengar sihir terkuat bumi dikatakan, tiba-tiba dia merasa ragu dan terlihat bingung, dalam hati dia ingin melihat sihir terkuat bumi tersebut.
Ketika dia melihat ke atas, dia melihat benda tak dikenal yang banyak sekali jumlahnya turun dari atas langit. Awalnya dia berpikir bahwa itu adalah senjata tersembunyi atau artefak perang. Tapi entah mengapa dia tidak merasakan kandungan sihir dari dalam 'senjata-senjata' itu.
Senjata yang awalnya dia pikir mematikan hanya jatuh ringan ke atas tubuhnya. Mengambil 'senjata' itu, dia lalu menciumnya... tiba-tiba bau busuk yang menyengat menghantam hidungnya!
Urat-urat hijau muncul di pelipis Jenderal Iblis. Dia merasa bahwa dirinya telah dipermalukan, dan tidak satu atau dua kali, dia telah dipermalukan berkali-kali!
Balas dendamnya harus dibalaskan! "Manusia sialan, aku akan menghancurkan setiap inci tulang-tulangmu satu per satu!"
Jenderal Iblis meraung, gelombang kejut kuat terjadi. Kali ini dua sayap kelelawar tiba-tiba terbentang di belakang punggungnya.
Mengepakkan sayapnya, dia langsung terbang menyusul Yves yang saat ini mengendarai sapu ajaib.
Satu manusia dan satu Iblis terbang cepat di udara, satu mengejar dan satu dikejar dengan ganas. Yves menyuntikkan kekuatan sihirnya ke dalam sapu untuk menyeimbangkan dirinya sambil menambahkan kecepatan sapu terbang tersebut.
Iblis yang mengejarnya mengeluarkan api yang melambai-lambai di tubuhnya, bahkan jika dia berada di area suhu rendah seperti ini. Suhu apinya tak kalah dengan suhu gunung berapi!
Di bawah sinar matahari keemasan, tubuh Yves pulih dengan cepat. Dia bergerak kiri dan kanan dari waktu ke waktu untuk menghindari serangan Fireball besar di belakangnya.
"Jika kekuatan modern dan sihir tidak berpengaruh kepadanya, mari kita coba kekuatan alam..." Yves bergumam sambil mengindari serangan Jenderal Iblis itu.
-----
read chapter 241 on;
patréon.com/mizuki77