Pada Chapter kali ini, akan menceritakan bagaimana seorang Thayyibah bisa menjadi seperti sekarang. Namun bagi yang hanya ingin membaca untuk menikmati adegan persetubuhan nya saja, dipersilahkan untuk mengskip membaca Episode Thayyibah ini.
POV Thayyibah
Namaku Thayyibah, aku akan menceritakan bagaimana perjalananku sampai menjadi perempuan yang mata duitan. Sehingga segala jasa dan kebaikanku, selalu aku kaitkan dengan uang. Pada tahun 2012, ketika isu kiamat mencuat kepublik bagi semua orang itu hanyalah Hoax belaka. Namun bagiku, kiamat benar - benar terjadi ditahun itu. Ayahku meninggal, dan meninggalkanku dengan ibuku sendirian didunia ini. Keluargaku hanyalah keluarga yang taraf ekonominya sangat rendah dan terbilang miskin. Akan tetapi, ayahku selalu menyebutnya sebagai hidup yang sederhana bagi kami. Hidup dari hasil bertani, ayahku hanya mengandalkan penghasilan musiman dari hasil panen untuk mencukupi biaya hidup kami, namun yang namanya bertani kadang gagal panen sehingga mengalami paceklik pun pernah kami alami. Selain itu ayahku juga adalah seorang imam mesjid dimesjid tempat kami tinggal, oleh karena itu, dari mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, aku selalu dimasukkan kesekolah yang berbasis agama Islam. Tentu tujuan ayahku sangat mulia, ingin putri satu - satunya ini menjadi perempuan yang berakhlakul Karimah dan calon penghuni syurga kelak. Dengan kata lain, sejak aku SMP sebenarnya aku selalu mengenakan hijab. Selain karena tuntutan agama yang dianut oleh ayahku, juga tuntutan dari peraturan sekolah. Namun menginjak bangku kuliah, aku yang menempuh pendidikan sambil bekerja sebagai guru honorer ditahun 2012 itu harus menelan pil pahit, Karena ayahku yang membiayai sekolahku meninggal dunia akibat jatuh sakit. Yang paling menyakiti hatiku dan sampai bisa membuatku menjadi perempuan murahan seperti sekarang adalah ketika ayahku sedang sekarat dan harus segera mendapatkan penanganan dirumah sakit. Justru akhirnya keburu meninggal dan tak sempat mendapatkan pertolongan medis. Penyebabnya adalah, tidak punya uang untuk membayar biaya administrasi diawal yang cukup tinggi, sehingga ayahku tak bisa langsung ditangani, sungguh aturan yang tidak manusiawi jika harus menunggu pembayaran untuk menangani orang sekarat. Padahal rumah sakit itu merupakan rumah sakit negeri. Sementara itu, embel - embel kartu BPJS yang bisa meringankan biaya berobat orang miskin, justru hanya menguntungkan oknum - oknum tertentu. Bahkan ketika akan digunakan ayahku untuk meringankan biaya rumah sakit, kartu BPJS ayahku malah katanya salah nomor NIK dan harus diperbaiki terlebih dahulu kekantor BPJS terdekat. Dan untuk memperbaikinya, aku harus mengeluarkan juga uang, itu sangat memuakkan bagiku. Aku yang sempat mencari pinjaman kesana kemari pun gagal. Hingga pada akhirnya ayahku pun meninggal dunia. Jika kalian sangka penderitaan hanya sampai disitu, kalian salah. Karena penderitaanku tak sampai disitu saja, hanya beberapa waktu setelah Ayahku meninggal, Ibuku juga jatuh sakit. Dia mengalami gagal ginjal, dan tentu saja agar dia tidak merasa sakit, ibuku harus rutin melakukan cuci darah. Dan tentu biayanya tidaklah sedikit, karena penyakit gagal ginjal ibuku yang sudah sangat parah. Hingga dalam seminggu harus dua sampai tiga kali melakukan cuci darah. Aku yang tidak mau kehilangan orang yang kusayang untuk kedua kalinya pun mencari segala cara untuk mendapatkan uang agar ibuku bisa mendapatkan pengobatan. Gajiku sebagai guru honorer yang kecil, dan juga terlebih aku harus membayar biasa kuliahku secara bersamaan saat itu. Membuatku harus mencari pekerjaan alternatif lain. Awalnya aku mencoba melamar kebeberapa pabrik dikota ini, namun ternyata gajinya kecil tak cukup untuk membiayai pengobatan pengobatan ibuku, apalagi untuk kebutuhan hidup yang lainnya. Dan ternyata selain gajinya kecil, nyatanya susah sekali untuk kubisa diterima bekerja disana. Lagi - lagi untuk masuk bekerja pun aku ternyata harus membayar uang pelicin yang cukup besar juga nilainya. Aku muak, lagi dan lagi, uang uang uang. Segalanya butuh uang. Singkat cerita aku diterima bekerja disalah satu pabrik garmen dikotaku karena berkat bantuan temanku yang sudah bekerja disana dan cukup dekat dengan HRD diperusahaan tersebut. Namun baru beberapa hari aku bekerja, musibah datang menimpaku. Aku yang bekerja pulang pergi naik kendaraan umum, disuatu malam dilecehkan oleh supir angkot yang aku tumpangi, bahkan aku sempat diperkosanya malam itu. Aku yang kehilangan keperawananku malam itu, terus mencoba melepaskan diri, namun besarnya ukuran badan dan tenaga sipemerkosa itu membuatku sulit terlepas dari perkosaannya. Hingga pada akhirnya seorang lelaki dengan motor sportnya lewat dijalanan sepi tempatku diperkosa itu, dan dia berhasil menolongku. Ya, lelaki itu adalah Atha , yang kini menjadi teman dekatku. Aku, perempuan yang selalu berjilbab ini pun saat itu tak sungkan memeluk orang yang telah menolongku itu. Aku menangis dipangkuannya, lalu akhirnya diapun membawaku kerumahnya. Dirumahnya akupun menceritakan dan mencurahkan semua isi hatiku padanya, karena dia sangat baik dan bisa membuatku sampai seterbuka itu hingga berani menceritakan semuanya padanya, padahal kami baru kenal dimalam itu. Esok harinya, aku yang menginap semalam dirumahnya, dibawa keklinik untuk mendapatkan pengobatan akibat pemerkosaan yang menimpaku. Membuatku semakin kagum padanya, dan mungkin aku telah jatuh cinta untuk oertama kalinya saat itu. Setelahnya, aku dibawa kekantor polisi terdekat untuk melaporkan kejadian semalam, lalu diantarnya pulang kerumahku. Aku yang tak mau membuat ibuku sedih, tidak memberitahukan kejadian yang menimpaku pada ibuku. Kututup rapat - rapat kejadian itu.
Setelah mengenal Atha, dia selalu memberiku uang untuk biaya pengobatan ibuku dalam beberapa minggu terakhir, padahal aku bukan siapa - siapanya. Namun karena terlalu sering menerima bantuannya secara gratis, tentu aku malu. Apalagi setelah kejadian pemerkosaan itu, aku berhenti bekerja karena merasa takut tragedi itu akan kembali terulang. Dan untung saja ada Atha yang cukup perhatian padaku. Hingga akhirnya akupun bertanya kepadanya, bagaimana caraku untuk membalas kebaikannya dan mengganti semua uangnya yang telah dia berikan. Namun Atha yang ternyata berbeda agamanya denganku, mengatakan bahwa dia ikhlas menolongku. Akan tetapi tetap saja, aku malu jika harus menerima bantuan Atha tersebut. Akupun memutuskan untuk meminta tolong Atha untuk mendapatkan pekerjaan, agar aku tidak terus - menerus menjadi beban baginya. Atha yang memang blak - blakan orangnya ketika itu malah menyodorkan pekerjaan menjadi wanita penghibur kepadaku yang seorang wanita berhijab ini. Namun anehnya aku tidak marah ketika dia menyarankan hal tersebut, entah karena sungkan atau apa, aku benar - benar tak bisa marah padanya. Semalaman aku memikirkan saran darinya itu, terlebih dia bilang nanggung juga karena aku kini sudah tidak perawan. Kenapa tidak sekalian terjun ke dunia seperti yang dia sarankan. Pada suatu malam, aku ingat ketika dia menemuiku untuk kembali memberikan uangnya untuk berobat ibuku, dengan rasa terharu dan terimakasihku. Aku memeluk Atha sebagai tanda terimakasih karena telah peduli kepadaku dan juga ibuku yang bukan siapa - siapa baginya. Padahal orang - orang yang mengenalku bahkan sanak saudara dari ayah ibuku tidak ada yang mau membantu kami disaat kesulitan menerpa, dan malah sosok Atha yang agamanya berbeda dariku yang ternyata dengan ikhlasnya membantuku dikala itu. Kembali ketika aku reflek memeluknya, dia malah mendongakkan kepalaku dan lalu mencium bibirku. Ya, itulah ciuman pertamaku. Atha telah merenggutnya. Dan anehnya aku malah langsung begitu saja membalas perlakuannya. Lidahnya yang mulai mencoba masuk kemulutku untuk mencari lidahku akhirnya aku sambut dengan lidahku.
Thayyibah : "Oh, jadi ini rasanya ciuman pertama.", pikirku saat tengah berciuman mesra dengannya.
Jantungku berdebar - debar, berdetak begitu kencangnya. Entah perasaan apa itu, aku tak tahu. Namun lama kelamaan, ada sesuatu yang aneh kurasakan. Vaginaku seperti memuncratkan sedikit air pipis, ketika aku berciuman dengan Atha.
Atha : "Apa kamu sange...?", tanya Atha secara tiba - tiba melepas ciumannya.
Thayyibah : "Sange??? Apa itu??", tanyaku padanya yang memang tidak tahu arti kata itu pada waktu itu.
Yang aku pernah dengar mirip dengan kata itu adalah saranghaeyo, itupun bahasa Korea, sering kudengar ketika menonton Drakor, dan artinya adalah "Aku mencintaimu". Namun arti kata dari yang Atha tanyakan ternyata dia bertanya padaku, "Apakah aku terangsang saat ini?" Jelas aku yang masih polos tidak tahu rasa terangsang itu seperti apa rasanya. Meski aku pernah diperkosa namun jelas saat itu aku tidak terangsang sama sekali, malah sakit yang kurasa. Lalu Atha pun menjelaskan maksud pertanyaannya, dan dari ciri - ciri perempuan terangsang yang dia jelaskan padaku. Akupun mengakuinya, bahwa aku memang merasa terangsang oleh ciuman Atha. Dia pun mengajakku keluar rumah, namun tidak sama sekali dia menjebak atau menipuku. Dia jelas bilang ingin bersetubuh denganku, dia mengajakku kepenginapan yang lumayan dekat dari rumahku. Dan seperti terhipnotis, aku mau - mau saja ikut dengannya untuk dientot malam itu. Sesampainya dikamar penginapan, dia langsung kembali menciumku, namun kali ini tangannya sambil bergerilya membuka pakaian yang aku kenakan. Hingga akhirnya akupun telanjang untuk pertama kalinya didepan lelaki yang kusukai itu. Jilbabku pun dia buka juga. Atha kemudian juga membuka semua pakaiannya hingga telanjang, dan itu pertama kalinya aku melihat kontol lelaki. Karena ketika aku diperkosa, aku sama sekali tidak melihat kontol sipemerkosa. Atha lalu berbaring diatas tempat tidur, dan memintaku untuk memasukan penisnya kedalam mulutku.
Atha : "Ayo masukkan kedalam mulutmu Bah...! Tapi jangan sampai kena gigi.", pintanya.
Tanpa menjawab, aku langsung mencoba melakukan apa yang dia suruh, dimulai dengan menjilati seluruh batang kemaluannya, sampai akhirnya aku masukkan seluruhnya kemulutku.
Itulah momen pertama kalinya aku menyepong kontol dalam hidupku. Setelah kontolnya kurasa semakin panjang dan mengeras, Atha langsung menyuruhku untuk memasukkan kontolnya kememekku. Namun aku yang awam tidak mengerti caranya.
Atha : Ayo... kamu naik keatasku. Dudukki kontolku sampai menembus liang memekmu.
Akupun perlahan melakukan sesuai yang dia katakan, dan "Sleebbb...", memekku kini menduduki kontol Atha hingga kurasakan mentok didalam lubang memekku.
Atha : "Goyangkan pinggulmu Bah...!!", pintanya.
Akupun kembali menuruti perintahnya bagai orang yang dihipnotis.
Atha : "Gimana?? Enak...?", tanya Atha
Thayyibah : "Iyaa...", jawabku sambil terus menggoyangkan pinggulku diatas kontol Atha.
Namun setelah semakin lama, aku semakin cepat menggerakkan pinggul dan pantatku hingga akhirnya aku merasakan orgasme pertama dalam hidupku. Dan rasanya nikmat sekali, seluruh beban didalam hidupku serasa plong setelah mengalami yang namanya orgasme, akupun ketagihan dengan sensasi orgasme itu sampai sekarang. Tak selesai sampai disitu, malam itu aku kembali digenjot oleh Atha dengan berbagai macam gaya dan posisi. Mulai dari menungging hingga sambil dipangku olehnya. Semua itu kulakukan dengan ikhlas dan sukarela. Karena sepertinya aku sudah jatuh cinta padanya. Malam itu juga aku dibuatnya orgasme berkali - kali hingga aku kelelahan dan pingsan. Ketika tersadar, Atha memberikanku uang sebesar 5 juta rupiah. Jelas itu uang yang besar bagiku, karena jauh sekali dengan gajiku ketika menjadi guru honorer.
Thayyibah : "Gak usah Tha, aku rela memberikan kehormatanku padamu...", sempat aku tolak uang itu. Karena aku mau bercinta dengannya atas dasar suka sama suka.
Namun dia tetap bersikukuh membayarku :
Atha : Tidak... Ambilah. Itu bayaranmu malam ini. Aku tidak akan bercinta denganmu secara gratis, Karena kamu bukan siapa - siapaku.
Ucapannya itu membuatku sakit hati, karena ternyata aku bukan siapa - siapa untuknya.
Thayyibah : "Tapi aku menyukaimu Tha... aku jatuh cinta sama kamu... makanya aku rela bercinta denganmu malam ini...", ucapku mengutarakan perasaanku.
Atha : "Tidak... Maaf... Aku tidak bisa menerima cintamu... Aku hanya menganggapmu perempuan yang kusewa malam ini untuk memuaskanku Bah... jadi ambilah uang itu sebagai bayaranmu... bukannya kamu juga membutuhkannya...", ucapnya jahat sekali.
Thayyibah : Tapi aku benar - benar suka sama kamu, gimana caranya supaya aku bisa bikin kamu juga menyukaiku...?
Atha : "Tidak, kamu bukan tipeku. Lagipula agama kita berbeda. Tidak mungkin kita bersama. Memangnya kamu mau pindah keagamaku??", Atha malah memintaku murtad.
Thayyibah : "Lalu, kenapa kamu terus membantuku. Terus membiayai perawatan ibuku... kenapa???", ujarku mulai emosional.
Atha : "Itu karena rasa kemanusiaan... orang tuaku mengajarkanku untuk baik kepada yang membutuhkan... itulah alasannya...!", jawab Atha.
Thayyibah : "Jadi, apa aku tidak bisa terus berada disampingmu?? Hikss... hikksss...", aku mulai menangis karena cintaku tidak dibalas olehnya.
Sikapnya selama ini terlalu baik, jika harus mendengar jawabannya sekarang ini. Apa hanya aku saja yang salah paham menerima kebaikannya selama ini.
Atha : Jika kamu ingin berada terus didekatku, jadilah lonte peliharaanku...! Dan lakukan apapun yang aku pinta dan suruh kepadamu... jangan pernah menolak apapun itu...
Thayyibah : Iya... apapun itu... aku mau... aku ingin selalu didekatmu Tha...
Atha : "Tapi perempuan berjilbab sepertimu bukan tipeku. Jadi bagaimana??", ungkap Atha.
Namun tanpa pikir panjang aku langsung menjawabnya :
Thayyibah : "Aku akan menjadi seperti apa yang kamu inginkan, aku akan menuruti semua yang kamu suruh. Aku rela jika harus melepas hijabku demi kamu...", ujarku.
Atha : "Yasudah, kalau begitu. Masuklah keagamaku...!", ucapnya mengejutkanku.
Thayyibah : "Maaf Tha, kalau itu aku tidak bisa.", jawabku yang tidak mau mengecewakan orangtuaku.
Atha : "Tadi kamu bilang kamu akan melakukan semua yang kupinta… dasar pembohong...!!", ucap Atha padaku.
Thayyibah : "Apapun asal bukan itu. Kumohon Tha, biarkan aku selalu dekat denganmu...!", mohonku padanya.
Atha : "Coba buktikan. Sekarang kamu panggil pelayan penginapan ini, lalu ajak dia ngentot... gimana??", ujarnya.
Thayyibah : "Hah...??? Itu...!!?", responku kaget.
Atha : "Kenapa?? Tidak mau juga??? Ya sudah. Aku pergi saja. Masih banyak perempuan diluar sana yang lebih darimu yang bisa menuruti semua kemauanku.", ancam Atha sambil beranjak pergi.
Thayyibah : "Tunggu Tha... okey... okey... aku lakuin... apapun untuk kamu… aku gak mau jauh dari kamu... kamu terlalu baik untuk aku lepaskan. Semoga dengan begini aku akan bisa selalu didekatmu. Dan semoga setelah lama bersama, kamu akan menyukaiku dan membalas cintaku.", ujarku padanya.
Atha : Yasudah ayo lakuin...
Singkat cerita, malam itupun aku memanggil pelayan itu dengan telepon yang memang khusus untuk memanggilnya. Dan ketika dia masuk kekamar, aku langsung menawarkan tubuhku kepadanya secara gratis, dan sipelayan itu mau, akupun ngentot dengan pelayan itu disaksikan Atha. Meski awalnya aku menolak, namun ternyata setelah kontol pelayan itu masuk kedalam memekku, aku tetap merasakan kenikmatan darinya, walaupun kami melakukan seks tanpa ada rasa suka sama suka. Dan setelah malam itu, aku resmi menjadi budak seks Atha. Karena apapun yang dia pinta, selalu aku lakukan. Atha pun sering membagiku kepada para pria asing yang tak kami kenal, dan aku dengan senantiasa menerimanya. Semakin hari akupun semakin intens ngentot, baik dengan Atha ataupun laki - laki yang diminta Atha untuk ku ajak ngentot. Bahkan aku beberapa kali disuruh untuk ngentot dengan beberapa lelaki sekaligus. Sungguh gila hidupku sejak aku mengenal Atha. Dan karena Atha tidak suka aku mengenakan hijab ketika jalan dengannya, maka akupun sudah tidak lagi berhijab sejak saat itu. Aku lebih sering memakai pakaian yang Atha sukai, yaitu pakaian yang memperlihatkan setidaknya belahan payudaraku. Semakin lama aku dekat dengannya, semakin ketagihan pula aku terhadap seks bebas itu. Namun Atha menjaminku bahwa orang yang dipilihkannya selama ini untuk meniduriku dijamin bersih dari penyakit kelamin menular. Kecuali sipetugas pelayan penginapan, yang tidak Atha ketahui riwayat kesehatannya. Atha mengajariku segala hal tentang seks, bahkan kini selain lubang memekku, lubang pantatku juga sudah bisa disodok kontol. Beberapa kali juga aku merasakan didouble penetrasi dengan dua kontol sekaligus dimemek dan pantatku. Aku juga pernah dimintanya untuk main dengan teman perempuannya yang penyuka sesama jenis. Itulah sebabnya aku bisa membuat Ghaidaq waktu itu hampir orgasme dengan jilatanku. Dan tak lupa, Atha selalu membayarku setiap kali aku ngentot baik dengannya atau dengan orang lain. Atha yang selalu membayarku bukan mereka yang mengentotku. Atha ingin aku terus berfikir bahwa aku ini hanyalah seorang pelacur baginya. Akan tetapi walaupun begitu, akupun menikmati hidupku, karena bisa terus dekat dengannya, serta menghasilkan banyak uang dari ngentot. Selain itu, aku juga selalu merasakan kenikmatan dan kepuasan dari permainan seks yang diberikan oleh Atha padaku. Sejauh ini, Atha hanya sekali tidak membayarku. Yaitu ketika aku kalah taruhan darinya ketika bertaruh tentang Ghaidaq, temanku. Ghaidaq yang kukira alim dan tidak akan jatuh keperangkap Atha, ternyata adalah seorang perempuan yang haus akan belaian suaminya, sehingga Atha mudah untuk mengelabuinya dengan iming - iming akan memberikan Ghaidaq kenikmatan dan kepuasan. Dan tentang Ghaidaq sendiri, aku tidak memiliki dendam sama sekali padanya. Tidak adapun niat jahatku untuk membuatnya celaka. Ghaidaq adalah teman yang baik, dia juga orang pertama yang menghiburku ketika aku bersedih setelah ditinggal pergi Ayahku. Namun karena Atha menginginkan Ghaidaq, aku ingin membantunya mendapatkan apa yang dia mau. Meski aku pada akhirnya harus membagi kontol Atha kepada Ghaidaq. Malah akhir - akhir ini aku selalu cemburu kepada Ghaidaq, karena Atha terus saja memanggil Ghaidaq dengan panggilan sayang, sementara padaku dia hanya memanggil namaku, Ibah kependekan dari namaku Thayyibah. Semua yang kulakukan kepada Ghaidaq semata karena ku tak ingin jauh dari lelaki yang kini sedang mengantarkanku ke Bandara ini, yakni Atha. Maka dari itu aku selalu menuruti apapun perintah dan kemauannya. Termasuk menjebak Ghaidaq untuk takluk kepada Atha. Aku sebenarnya tidak rela meninggalkan Atha dengan Ghaidaq berdua di Bali, aku takut Ghaidaq akan menggantikan tempatku disisi Atha. Namun seperti kata Atha ibuku lebih penting dari segalanya. Dan untuk Ghaidaq sendiri, ternyata faktanya aku justru telah membantu suaminya mewujudkan impian dan fantasy nya untuk mendapatkan istri yang diidamkannya. Sosok istri yang binal dan seksi yang siap menggoda setiap lelaki yang ditemuinya. Dan malam ini, Atha di Bali, berencana memberikan Ghaidaq pelajaran untuk menjadi istri yang diinginkan oleh suaminya.
Bersambung…
JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI....
KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA....
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN
INSTAGRAM : @WIDASU.ID
INFORMASI!!! NANTI AKAN ADA KONTEN PREMIUM BERGENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL DARI KARAKTER YANG UDAH GW BUAT DI KARYA INI....
JADI BUAT KALIAN YANG MINAT BELI KONTEN PREMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW ATAU KE PLATFORM SEBELAH YAITU KARYAKARSA!!!
TERIMAKASIH KEPADA PEMBACA YANG SUDAH DUKUNG KARYA INI...