PROLOG
Langit sore di kota Himawari mulai meredup, perlahan diselimuti semburat jingga yang mengintip di balik awan. Di tengah kota yang tidak terlalu ramai namun juga tidak terlalu sepi, berdiri sebuah sekolah menengah atas bernama SMA Higashiyama. Sekolah yang tampak biasa, dengan gedung-gedung berwarna pucat dan suara bel yang menggaung monoton setiap pergantian jam pelajaran.
Di antara ratusan siswa yang berlalu-lalang setiap harinya, terdapat satu nama yang nyaris tak pernah diperhatikan oleh siapa pun—Ryuu Kanatshu, seorang siswa kelas tiga berusia delapan belas tahun.
Ryuu bukanlah siswa yang dikenal karena kecerdasannya, walaupun nilainya masih tergolong cukup untuk sekadar lulus. Ia juga bukan tipe yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, tidak dikenal di kalangan guru, dan bukan pula seseorang yang menjadi idola di mata siswi-siswi sekolah. Ia hanyalah sosok remaja yang berjalan dengan langkah malas, dengan raut wajah datar dan mata setengah mengantuk, seolah dunia ini terlalu ribut untuk dia pedulikan.
Penampilannya biasa. Rambut hitamnya cenderung acak-acakan, tubuhnya tidak terlalu tinggi ataupun pendek, dan ekspresi wajahnya hampir tidak pernah berubah. Ia sering kali terlihat menyendiri, duduk di pojok kelas sambil menatap langit-langit ruangan, seolah sedang menunggu sesuatu yang tidak pernah datang.
Orang-orang menyebutnya dingin. Tidak ramah, tidak banyak bicara, dan tidak tertarik pada apa pun. Namun, mereka yang cukup berani atau cukup nekat untuk mendekatinya akan menyadari sesuatu—di balik sikap dingin dan malas itu, tersembunyi kepribadian yang agak... unik.
Terkadang, Ryuu melontarkan komentar-komentar tajam, menyindir tanpa ekspresi, dan berbicara seolah dunia ini hanyalah kumpulan masalah yang terlalu absurd untuk diselesaikan. Ia bisa sangat blak-blakan, sedikit sinis, dan bahkan menunjukkan sisi humor yang tidak terduga jika suasana hatinya sedang mendukung. Ia bukanlah pahlawan yang berdiri paling depan, tapi juga bukan tipe yang bisa dipandang sebelah mata begitu saja.
Ia hanya ingin menjalani hari-hari sekolahnya dengan damai—bangun tidur, pergi ke sekolah, tidur saat pelajaran, lalu pulang dan tidur lagi. Sederhana.
Namun hidup, seperti biasa, tidak pernah sesederhana itu.
Suatu hari, sesuatu mulai berubah. Perubahan kecil yang perlahan mengusik rutinitasnya yang membosankan. Sesuatu yang aneh... sesuatu yang tidak seharusnya ada dalam kehidupan seorang siswa biasa. Dunia yang ia kenal mulai memperlihatkan retakan, dan kenyataan yang selama ini ia anggap wajar perlahan tampak mencurigakan.
Dan entah ia menginginkannya atau tidak, Ryuu Kanatshu akan terlibat dalam sesuatu yang jauh lebih besar daripada dirinya sendiri.
Cerita ini bukan tentang pahlawan. Bukan pula tentang orang hebat. Ini adalah kisah tentang seorang pemuda biasa—sedikit pemalas, dingin, dan sering tidak peduli—yang secara perlahan diseret oleh takdir menuju sesuatu yang tak dapat ia hindari.
Sesuatu yang akan mengubah hidupnya... selamanya.