Cherreads

Aku Bereinkarnasi Jadi Caelus dan Bertemu Kiana

2004_2965
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
863
Views
Synopsis
bereinkarnasi ke dunia pararel yang mirip dengan bumi, memiliki sistem log-in dalam 20 tahun Caelus sudah menjadi orang terkuat dan terkaya di dunia. setelah memutuskan untuk hidup sederhana di benua baru mu di kota New eridu sebagai bos studio film kecil yang belum memfilmkan satu filmpun, awalnya Caelus ingin membuat film dengan santai sampai dia bertemu kiana.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Bab 1

Dua puluh tahun telah berlalu sejak Caelus terbangun sebagai bayi di dunia yang asing ini. Dunia yang tidak memiliki kekuatan super, tidak ada monster, tidak ada pertarungan antar dimensi—hanya kehidupan modern biasa. Namun, baginya, dunia ini istimewa.

Sebagai seseorang yang bereinkarnasi dan dibekali sistem sederhana bernama "Daily Login System", Caelus membangun hidupnya dari bawah. Setiap hari, sistem memberinya hadiah—mulai dari uang receh, pengetahuan praktis, hingga koneksi yang membuka jalan menuju kesuksesan.

Kini, ia telah menjadi orang terkaya di dunia. Meski begitu, ia memilih hidup sederhana di kota New Eridu, mengelola sebuah perusahaan hiburan kecil yang tidak terlalu dikenal banyak orang. Baginya, kesuksesan bukan lagi soal pamer kekayaan, melainkan soal menikmati hidup yang tenang.

Pagi itu, Caelus keluar dari perusahaan lebih awal dari biasanya, Jalan-jalan ringan menyusuri taman kota terasa sepertinya pilihan terbaik.

Di tengah jalan Caelus berpapasan dengan dua sosok familia, gadis cantik rambut panjang warna putih dengan mata biru jernih yang indah dan gadis yang satunya dengan gaya Yamato Nadeshiko.

"makan malam ini mei memasak hidangan yang cukup banyak, aku sudah tidak sabar mencicipinya"

gadis berambut putih berbicara sambil menghapus air liur (yang tidak ada) di sudut mulutnya.

"Haha, tenang saja Kiana kau pasti akan kebagian"

Mei tersenyum.

"Hehehe, makanan mei lebih lezat dari pada mie instan kaslana di rumah"

Gadis-gadis itu Melawati Caelus sambil berbicara gembira.

Caelus berhenti sejenak, lalu bereaksi dan berbalik.

Itu Kiana kaslana dan Raiden Mei yang berasal dari game honkai impact 3.

Sebagai gamer sejati di kehidupan sebelumnya game honkai impact 3 adalah salah satu game kesukaannya.

Kiana adalah karakter favoritnya, di game penampilannya 2d sudah cantik apalagi 3d.

Dada Caelus berdebar kencang, ini pertama kalinya dia merasakan perasaan ini sejak reinkarnasinya.

> [Sistem: Login harian berhasil. Hadiah hari ke-7325 – "Keberuntungan dalam bentuk pertemuan" telah diterima.]

Caelus melirik ke notifikasi yang melayang di sudut pandangannya, nyaris tak terlihat oleh siapa pun kecuali dirinya.

Belakangan ini sistem tidak pernah memberinya hadiah yang bagus hanya hadiah biasa, akhirnya hari ini memberinya hadiah berguna.

Mengesampingkan sistem, Caelus lalu mengejar mereka.

"Permisi kalian berdua mohon tunggu sebentar"

Kedua gadis itu berbalik dan menatapnya dengan tanda tanya.

Caelus merasa gugup untuk Pertama kalinya saat berhadapan dengan gadis-gadis.

Menarik nafas dalam-dalam Caelus menguatkan dirinya.

Menarik napas dalam-dalam, Caelus menguatkan dirinya. Matanya menatap wajah Kiana yang tengah mengunyah sisa roti isi di tangannya, tampak santai, dan Mei yang sedang membawa barang belanjaan.

"Maukah kalian menjadi membintangi Heroine utama di series pertamaku."

Kiana langsung menghentikan gerakannya. "Hah?"

Mei tercengang.

"Permisi?"

Beberapa saat kemudian di sebuah kafe kopi.

Beberapa menit setelah kejadian tak terduga di taman, ketiganya duduk di sebuah kafe kecil dekat danau buatan. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara, menenangkan suasana yang tadi sempat canggung.

Caelus duduk tegak, mencoba menyembunyikan kegugupan di balik senyumnya. Di hadapannya, Kiana sedang memegang segelas cokelat panas dengan dua tangan, sesekali meniup uapnya. Sementara itu, Mei duduk di sampingnya dengan anggun, memperhatikan Caelus dengan tatapan analitis.

"Jadi… maksudmu, kamu ingin kami berdua jadi heroine utama dalam proyek film kamu?" tanya Mei sambil mengerutkan dahi. "Tapi kami bukan aktris, tahu."

Caelus mengangguk. "Benar. Tapi kamu punya aura yang… kuat. Karakter. Karisma. Kamu tipe yang bisa bikin penonton jatuh cinta sejak scene pertama."

Kiana memiringkan kepala. "Wah, kamu bisa juga menggoda ya…"

Mei tertawa kecil. "Kiana, kurasa dia serius. Lagipula, bukankah kamu bilang ingin coba sesuatu yang baru selain makan dan tidur?"

"Eh, itu waktu aku asal ngomong aja!" Kiana membelalakkan mata, lalu menoleh ke Caelus. "Tapi serius deh, kenapa kami?"

Caelus menatap lurus ke mata birunya. "Aku cuma percaya pada intuisi. Dan... 'keberuntungan' dalam bentuk pertemuan."

Semua berkat sistem.

Mei berkedip. "keberuntungan"

"Ah, maksudku... semacam kebiasaan. Aku percaya semua hal terjadi karena alasan," katanya cepat.

Kiana terdiam sesaat, lalu mengangkat gelasnya.

"Baiklah! Aku terima! Tapi ada syaratnya."

Caelus menegakkan badan. "Apa saja."

"Pertama, aku boleh makan snack sepuasnya saat syuting. Kedua, kamu harus ngajarin aku akting. Dan ketiga… aku boleh ajak teman-temanku buat nonton syutingnya, ya?"

Kiana ingin pamer, terlebih lagi ke pada broya.

Caelus tersenyum lega. "Tentu. Itu bahkan ide bagus. Mungkin teman-temanmu bisa bantu juga."

Mei tersenyum lembut. "Kurasa aku yang akan bantu menyeimbangkan kekacauan yang dibawa Kiana."

Dengan begitu merekapun sepakat dan membuat kontrak, alhasil Kiana dan Mei menjadi artis dari perusahaannya.

Kriingg!

Pintu kafe berbunyi, dan dua gadis masuk sambil tertawa. Yang satu tampak tomboy dengan jaket oversized dan rambut pendek berwarna silver keunguan, sedangkan yang satu lagi kalem dengan rambut hitam lurus sedikit kebiruan.

"Kiana~! Mei~! kebetulan sekali!" seru gadis berjaket, lalu melirik ke arah Caelus. "Eh? Siapa nih?"

"Oh, Bronya, Seele, perkenalkan! Ini Caelus. Dia ngajak aku main film!" kata Kiana bangga.

Caelus berdiri dari kursinya dan tersenyum ramah. "Senang bertemu dengan kalian."

Kiana menunjuk ke gadis berambut pendek dengan hoodie abu-abu yang duduk sambil nyemil roti isi. "Yang ini Bronya. Dia programmer game, suka ngulik hal-hal teknis. Kadang suka tenggelam di dunia koding-nya sendiri."

Bronya hanya mengangguk singkat. "Aku lebih terbiasa ngobrol sama komputer… tapi, halo."

"Dan ini Seele," lanjut Kiana, menunjuk gadis berambut hitam lurus yang duduk di samping, kelihatan kalem dan sopan. "Dia bukan apa-apa yang 'wah', tapi… dia paling lembut, perhatian, dan paling rajin bantuin orang."

Seele tersenyum malu-malu. "Aku nggak terlalu ngerti soal film, tapi kalau bisa bantu, aku mau coba."

Caelus tertawa kecil. "Justru itu. Aku butuh orang-orang nyata buat proyek ini. Kalau kalian mau, aku pengen kalian ikut di kru filmku."

Bronya menaikkan alis. "Kru?"

"Iya. Seele mungkin bisa bantu di bagian koordinasi atau jadi asisten naskah. Bronya... mungkin kamu bisa bantu di bagian teknis. Bikin subtitle, bantu ngatur alat, atau bahkan nyusun aplikasi kecil buat tracking progress syuting."

Bronya menatap Caelus sebentar, lalu mengangguk pelan. "Selama kamu punya konsep jelas, aku bisa bantu."

Seele juga mengangguk. "Aku belum pernah kerja di film sebelumnya… tapi aku mau belajar."

Kiana mengacungkan jempol. "Lihat? Mereka keren kan!?"

Caelus tersenyum. "Lebih dari keren"

Bronya dan seele membuat kontrak dengan Caelus dan menjadi artis perusahaannya.

Mei yang sejak tadi memperhatikan dengan tenang akhirnya angkat suara, suaranya lembut namun penuh rasa penasaran. "Kalau boleh tahu… judul filmnya apa?"

Caelus menoleh padanya, tersenyum percaya diri. "Judulnya Honkai Impact 3."