Cherreads

Chapter 3 - BAB 3 : PAGI YANG TAK TERDUGA

Cahaya pagi menyusup masuk melalui sela-sela pepohonan Blackvale, menimpa wajah Lyrien yang belum tidur semalaman. Ia masih duduk bersandar di pohon, mata menatap kosong ke arah langit yang kini terang.

Obrolan siswa lain mulai terdengar dari perkemahan. Riuh, ramai, penuh tawa.

Tapi bukan suara mereka yang ia tunggu.

Bukan suara siapa pun… kecuali Elen.

“Pagi yang dingin, ya.”

Lyrien tersentak pelan. Ia mendongak.

Elen berdiri di depannya, membawa dua cangkir kecil dari logam. Uap tipis mengepul dari salah satunya.

“…Kau nggak tidur?” tanyanya, menyerahkan salah satu cangkir.

Lyrien menerima perlahan. “Mmm… cuma pengen lihat bintang aja. Tapi malah ketiduran sambil duduk.”

“Pembohong,” ucap Elen datar, tapi tak terdengar marah. “Lingkaran hitam di matamu lebih jelas dari sihir ilusi.”

Lyrien hanya tertawa kecil.

Elen duduk di sampingnya. Untuk beberapa saat, hanya suara burung dan angin pagi yang menemani mereka.

“Aku… nggak bisa berhenti mikirin kejadian kemarin,” kata Elen pelan, tanpa menatapnya. “Kau… apa kau benar-benar manusia biasa?”

Lyrien menegang. Tapi ia tetap berusaha tersenyum.

“Yah, kalau kau anggap monster penyerang tumpukan tulang itu mimpi, aku mungkin memang biasa saja,” candanya.

Elen tak tertawa. Tapi kali ini, ia tidak diam.

“Kau tahu… aku pikir kau menyebalkan,” lanjutnya. “Bodoh, terlalu ceria, nggak pernah serius.”

Lyrien menoleh pelan. “Heh, senang sekali dengarnya.”

“Tapi setelah melihatmu berdiri di depanku… tanpa ragu… aku sadar, kau hanya orang yang berusaha menyembunyikan sesuatu.”

Elen akhirnya menatap matanya. Dalam. Tajam. Tapi tidak penuh kecurigaan.

Melainkan… pemahaman.

“Kau menyelamatkanku. Terima kasih, Lyrien.”

Jantung Lyrien mencelos.

“…Jadi, kau nggak takut padaku?”

Elen menghela napas. “Takut? Mungkin. Tapi lebih takut kalau kau tidak jadi dirimu sendiri lagi karena takut padaku.”

Lyrien terdiam. Lalu, untuk pertama kalinya sejak kejadian itu…

…senyumnya yang tulus kembali.

“Kalau begitu… bolehkah aku terus berada di sisimu?”

Elen tersipu, lalu cepat-cepat berdiri. “H-hanya kalau kau tidak membuat lelucon bodoh lagi.”

“Tapi itu bagian dari pesonaku!” seru Lyrien, berdiri dan mengejarnya sambil tertawa.

Elen melangkah cepat, mencoba menyembunyikan wajah merahnya. Tapi dalam hatinya, untuk pertama kalinya, ia benar-benar penasaran pada siapa sebenarnya Lyrien… dan kenapa kekuatannya terasa terlalu luar biasa untuk anak seusianya.

More Chapters