Di bawah cahaya redup matahari pagi, Kota Tokyo mulai menggeliat dengan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, sementara kendaraan-kendaraan melaju di jalanan yang padat. Namun, di balik dunia modern ini, tersembunyi kenyataan lain yang hanya diketahui oleh segelintir orang—sebuah dunia di mana sihir bukanlah sekadar mitos, melainkan kenyataan yang tertanam dalam tatanan kehidupan manusia.
Di salah satu sudut distrik Shinjuku, berdiri megah Akademi Sihir Zerturt, sekolah sihir prestisius yang hanya menerima individu berbakat dari seluruh Jepang. Salah satu murid paling cemerlang di akademi ini adalah seorang remaja berusia 16 tahun bernama Liam Azvalveth. Dengan peringkat A+, ia dianggap sebagai salah satu murid terkuat di generasinya.
Pagi itu, Liam berjalan melalui lorong akademi dengan langkah tenang. Seragam hitam dengan aksen emas yang dikenakannya melambangkan statusnya sebagai salah satu murid elit. Rambut hitamnya yang sedikit berantakan dan sorot mata tajam berwarna abu-abu memberi kesan bahwa ia bukanlah sembarang siswa.
"Liam!" Suara seorang gadis memanggilnya dari belakang.
Liam menoleh dan melihat Aria Hoshigaki, sahabatnya sekaligus salah satu murid berbakat lainnya. Aria memiliki rambut perak panjang dan mata biru cerah. Dengan senyum ramah, ia berlari kecil menghampirinya.
"Aku dengar rumor kalau kau akan pindah sekolah ke Valthoria, benar?" tanyanya dengan nada cemas.
Liam mengangguk pelan. "Ya, itu benar. Aku sudah menerima surat pemindahan dari kepala akademi."
Mata Aria membulat. "Tapi… Valthoria itu akademi yang berbeda dari Zerturt! Itu akademi tempat berkumpulnya mereka yang memiliki bakat sihir tingkat tinggi di dunia. Bukankah Zerturt juga termasuk yang terbaik? Kenapa kau harus pindah?"
Liam menarik napas panjang. "Aku juga awalnya tidak begitu mengerti alasan kepala akademi. Namun, mereka berkata bahwa potensiku akan lebih berkembang di Valthoria."
Aria terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Kalau begitu, aku yakin kau akan baik-baik saja. Lagipula, kau Liam Azvalveth. Tidak ada yang bisa menghentikanmu, bukan?"
Liam hanya tersenyum tipis mendengar kata-kata itu. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa kepindahannya ke Valthoria bukan hanya tentang pengembangan potensinya. Ada sesuatu yang lebih besar di balik keputusan itu.
---
Beberapa hari kemudian, Liam berdiri di depan gerbang Akademi Sihir Valthoria yang terletak di Prefektur Kyoto. Berbeda dengan Zerturt yang memiliki desain modern, Valthoria memiliki arsitektur yang lebih klasik dan megah, dengan bangunan batu besar yang dipenuhi ukiran kuno dan lambang-lambang sihir kuno.
Saat melangkah masuk, ia bisa merasakan atmosfer yang berbeda. Aura sihir yang lebih kuat menyelimuti tempat ini, seolah-olah udara di sekitarnya dipenuhi dengan kekuatan yang tidak kasat mata. Murid-murid yang berjalan di sekitar juga tampak berbeda; mereka memiliki aura yang lebih kuat dan tatapan penuh keyakinan.
"Jadi ini Valthoria…" gumam Liam sambil mengamati sekelilingnya.
Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekatinya. Seorang pria berambut cokelat dengan mata hijau tajam menghampirinya dengan ekspresi serius. Ia mengenakan seragam yang sedikit berbeda dengan murid lain, menandakan bahwa ia memiliki status khusus.
"Kau Liam Azvalveth?" tanyanya dengan suara dalam.
Liam mengangguk. "Ya. Dan kau?"
"Aku Kael Ryuujin, Ketua Dewan Murid Valthoria. Selamat datang di akademi ini," ucapnya sambil menatap Liam dengan tajam. "Aku harap kau siap, karena Valthoria bukanlah tempat untuk mereka yang lemah."
Liam menatap Kael dengan mata dingin. "Aku tidak pernah berpikir untuk menjadi yang lemah."
Senyum tipis muncul di sudut bibir Kael. "Bagus. Karena di sini, hanya yang terkuat yang akan bertahan."
Dengan pertemuan itu, perjalanan baru Liam di Akademi Valthoria pun dimulai. Dan tanpa ia sadari, kepindahannya ke akademi ini akan membawa perubahan besar dalam hidupnya—dan mungkin, dalam nasib dunia ini sendiri.
-------
— To be continued