"seharusnya ini monster terakhir"
Aku berjalan dengan santai menuju monster itu berharap semuanya akan berakhir.
Walaupun aku tidak bisa melihatnya aku tau bahwa monster itu sedang ketakutan, tetapi semua ketakutan nya tidak berarti apa apa dibandingkan semua perjuangan ku sampai kesini.
Aku menebas kepala Monster itu sambil mengingat setiap kematian yang ku alami.
Mengembangkan ribuan teknik pedang mencari yang terbaik dari semuanya, ribuan teknik ku kembangkan dan ku buang begitu saja.
Kematian demi kematian hampir membuatku gila akan rasa sakitnya tapi sekarang apa semuanya akan selesai?.
Aku tidak tau berapa lama aku berada disini puluhan tahun, ratusan tahun? aku bahkan tidak tidak mengingat berapa kali aku mati, mungkin puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu, aku telah lelah menghitungnya.
Tubuhku tetap bertumbuh walaupun sangat lambat, pada saat ini kira kira tubuhku seukuran anak yang berumur 16 tahun.
[Selamat telah menyelesaikan tahap pertama,
Anda bisa memilih untuk melanjutkan atau keluar sekarang, hadiah akan diberikan saat keluar]
Memikirkanya sejenak akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkannya.
Walaupun aku tidak mengingat apapun, tetapi aku merasa semua perjuangan ku akan sia sia jika aku kembali sekarang.
Aku berjalan menuju pintu ke dua dengan lambang tongkat sihir di atasnya.
Berjalan masuk aku melihat taman yang sangat luas dan ribuan tongkat sihir yang berterbangan.
Mungkin ini sama seperti upacara pemilihan pedang di tahap pertama.
Aku berdiam diri sekitar 1 jam lebih menunggu pesan dari tower, tapi tidak ada tanda-tanda surat atau pun pesan yang terlihat.
"Sial apa-apaan ini kenapa tidak ada pesan apapun yang di berikan, membuang waktuku saja"
Mungkin ini sama seperti upacara pedang adapun batu di tengah yang terlihat sama.
Aku berjalan dengan gugup menuju batu itu, di upacara pedang hanya 1 yang memilih ku apa sekarang aku bisa mendapatkan nya?.
Aku meletakkan tangan ku di batu itu kali ini aku menutup mata ku, belajar dari pengalaman sebelumnya menghindari dari cahaya yang menyilaukan.
Selang beberapa lama cahaya itu mulai redup aku membuka mataku perlahan berharap akan mendapatkan hasil yang bagus.
Begitu mengejutkan ada 3 tongkat yang bersinar terang.
Tongkat pertama memancarkan sinar ke hijauan, tongkat itu berbentuk seperti cabang pohon dengan daun melengkung di sekitarnya.
Tongkat kedua memancarkan sinar merah dan biru dan biru yang sama seperti pedang ku sebelum nya, tongkat itu berukuran pendek dengan tulisan di sekelilingnya.
Tongkat ke tiga memancarkan sinar yang sangat terang dengan cahaya keemasan mengelilinginya, bentuknya berubah ubah setiap saat nya.
"Wow tongkat ke 3 tongkat ini terlihat sangat bagus apa aku tidak bisa mengambil ketiga nya?"
[Setiap orang hanya boleh mengambil 1]
Pesan itu muncul saat aku memikirkan untuk memiliki ketiganya.
"Kemana saja kau selama ini apa sekarang kau muncul untuk mencegah ku"
Aku memukul pesan itu dengan rasa penuh amarah, tapi itu tidak berpengaruh apa apa dan hanya menembusnya.
Memikirkan tongkat mana yang harus kupilih, pada awalnya aku ingin mengambil tongkat ke 3 atau 1, tetapi di cerita cerita dongeng yang kubaca yang paling jelek lah yang ternyata sangat kuat.
Aku mengambil pedang kedua dengan gugup berharap cerita dongeng itu nyata.
Sama seperti sebelumnya tongkat itu berubah menjadi bola cahaya merah dan biru, bola cahaya itu dengan cepat memasuki diriku.
"Apa nama yamg yang harus kuberikan kepada tongkat ini?"
Aku telah memberikan nama kepada pedang ku sebelumnya yaitu Cain, memikirkanya sejenak akhirnya aku memutuskan untuk memberikannya nama Asa.
"Asa"
Menyebutkan namanya tongkat itu muncul di tanganku, ini adalah kemampuan yang kudapatkan dari melawan Monster di tahap 1.
Memikirkannya kembali aku sama sekali tidak tau mengenai sihir, bagaimana aku bisa melewati tahap ini?
"Hei tower apa aku boleh menggunakan pedang?"
Sama seperti sebelumnya tower langsung menjawab pertanyaan ku
[Anda bisa menggunakan pedang :) ]
"Serius? Tapi apa maksud senyuman aneh di akhir itu?"
Walaupun itu terlihat sangat mencurigakan, tapi aku menghiraukan nya karena itu keuntungan untuk ku.
Sebuah pintu muncul tepat di depanku, pintu itu terbuka seperti sebelumnya seakan menyuruh diriku masuk.
Berjalan perlahan aku mempersiapkan hatiku untuk semua tantangan yang akan ku hadapi.
Saat memasuki pintu aku muncul tepat di Medan peperangan, darah berceceran dimana mana banyak Manusia dan ras Monster sedang bertarung.
"Apa apaan ini, apa yang harus kulakukan?"
Panik aku segera berlari ketempat yabg yang aman, memantau situasi terlebih dahulu.
"Tower bagaimana cara menyelesaikan tahap ini?"
Aku tidak tau apa yang harus kulakukan secara tiba-tiba aku muncul tepat di medan perang.
Menunggu beberapa saat tidak ada pesan sama sekali.
"Sial lagi lagi begini"
Aku tidak tau apa yang harus dilakukan sekarang, apa aku harus membantu melawan para monster?.
Saat mengamati peperangan itu aku melihat pihak monster sedang kalah, ada banyak pasukan pedang dan sihir yang sangat hebat di sisi manusia.
Tapi anehnya para monster tidak kabur dan tetap melawan, aku menyadarinya saat tahap pertama, para monster disini memiliki kesadaran dan kecerdasan setara manusia.
Melihat lebih jelas banyak rumah dari kayu yang hancur, rumah itu terlihat kuno.
Banyak monster yang ketakutan dan menangis berada di sekitarnya.
Rasa iba membanjiri diriku melihat dari situasinya, aku menebak bahwa para monster adalah korban dari keserakahan manusia.
Mendekat ke medan perang, aku mendekati seorang monster yang terluka parah sedang menangis di depan sebuah mayat.
Monster itu menyadari kehadiranku, anehnya dia tidak bereaksi apa apa.
"Apa kau belum puas wahai manusia?"
Monster itu berteriak sambil menangis tertunduk.
Perasaan yang akrab membanjiri diriku, perlahan semua ingatanku muncul kembali, semua kenangan di masa lalu alasan ku tetap berjuang hingga sekarang.
Aku mengingatnya kembali perasaan marah, perasaan sedih, perasaan kehilangan segalanya di hari itu.
"Aku bukan bagian mereka, aku hidup dalam pengasingan dan baru keluar hari ini"
"Lalu? Apa bedanya kau dengan mereka"
Monster itu akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap diriku, melihat ekspresinya mungkin itu adalah ekspresi ku saat kehilangan adikku di hari itu.
"... Dasar kalian MANUSIA"
Monster itu berbicara dengan lembut dan akhirnya mati karena lukanya.
Aku mendekati nya secara perlahan, memeriksa nafasnya sebelum akhirnya aku tau bahwa dia telah mati.
[Tujuan misi: bantu para manusia melawan pasukan Monster]
Sebuah surat muncul tepat di depanku, Saat membacanya perasaan marah terpancar di hatiku.
Mengabaikan nya aku perlahan menuju monster lain yang terbaring penuh luka.
Monster itu sedari tadi melihat ku, dia menyaksikan semuanya.
"Cerita kan semuanya"
Ucapku sambil mengambil posisi duduk, monster itu terdiam sejenak, dan tersenyum tipis
"Haha manusia yang aneh"
Walaupun dia berkata begitu dia mulai menceritakan semuanya.
***
Pada awalnya dunia ini terbagi menjadi 2 perbatasan antara ras Monster dan manusia,
Ras Monster sudah lama bermusuhan dengan para manusia, tapi akhirnya raja dari para ras Monster saat itu memutuskan untuk menyudahi permusuhan itu,
Pada awalnya banyak ras Monster yang tidak suka akan hal itu, tapi pada akhirnya mereka menerima nya dan hidup dengan damai di wilayahnya, membangun keluarga dan berhasil membangun peradaban nya sendiri, tetapi kaisar manusia yang merasa terancam akan perkembangan ras Monster mengirim surat kerja sama kepada para elf untuk memusnahkan ras Monster.
Para elf yang pada saat berhubungan baik dengan ras Monster tentu saja menolaknya, awalnya semua baik baik saja tapi Rose putri dari ras elf ditemukan terbunuh di wilayah ras Monster.
Ras elf yang marah akhirnya menerima permintaan kerja sama dengan manusia, singkat nya peperangan terjadi dan tentu saja kami masih mengatasi nya pada saat itu.
Tapi ada kekuatan aneh yang membantu para manusia, mereka mendapatkan kekuatan aneh yang di sebut nya dengan sihir, para pendekar pedang saat itu juga mendaptkan nya yang di sebut nya dengan Skill dan aura.
Monster itu batuk hingga mengeluarkan darah kondisinya nya semakin lemah di setiap kata katanya, sayangnya aku tidak mempunyai kemampuan penyembuhan apapun untuk membantu nya.
"Akhirnya bisa kau liat saat ini"
Walaupun telah mendengar cerita nya masih ada sesuatu yang mengganjal dalam diriku.
"Apa kalian yang membunuh Putri dari ras elf itu"
Saat mendengar pertanyaan ku ras elf itu memasang wajah kesal, dan terdiam beberapa saat.
"Pada awalnya kami mengira salah satu dari kami yang melakukankan nya"
Monster itu mengeluarkan darah kembali dari mulutnya.
"Tapi saat peperangan terjadi, tentara kami berhasil menyusup ke kerajaan manusia dan menemukan sebuah surat"
Surat itu berisi rencana pembunuhan Putri elf dan menyalahkan ras Monster atas itu.
"Kami berusaha memberitahu ras elf tapi mereka menolak untuk percaya..."
Monster itu terlihat sangat kesakitan seperti akan segera mati, monster itu menggerakkan tangan nya dengan seluruh usaha menuju kepalaku
"Kumohon jadi lah berbeda"
Akhirnya monster itu mati saat mengelus kepala ku.