Cherreads

Chapter 4 - DECISION

Medan perang mulai kacau ras Monster mulai terbunuh satu demi satu.

Aku telah memutuskan untuk berpihak di ras Monster walaupun harus membunuh ras ku sendiri.

Aku mengeluarkan pedang di tangan ku, tetapi saat pedang itu muncul di tanganku pedang itu menjadi sangat berat, membuatku tidak bisa mengangkat nya.

"Sial apa yang terjadi"

[Kami hanya bilang anda bisa menggunakan nya, namun kami tidak bilang kami tidak akan mencegahnya]

"Sial jadi itu maksud senyuman aneh di pesan sebelum nya"

Aku menarik kembali pedang ku dan mulai mengambil pedang yang berserakan, walaupun begitu pedang pedang itu ikut memberat saat aku memegang nya

"Tower sialan"

[ :) ]

"Berhenti memberiku senyuman aneh itu sialan"

Saat ini aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menggunakan sihir, walau begitu aku tidak tau bagaimana caranya.

"Sial apa yang harus kulakukan sekarang?"

Saat sedang kebingungan seekor monster datang menyerang ku, tapi dengan mudah aku berhasil menghindari nya.

Tidak ingin terlibat pertempuran dengan Monster itu aku melarikan diri.

Memantau dari kejauhan aku memutuskan mempelajari sihir dengan melihat para manusia melakukan nya.

Manusia itu merapalkan beberapa mantra dari mulutnya, dan tongkat nya mulai bercahaya terang mengeluarkan sihir api yang dahsyat.

Tapi melihat itu percuma saja aku masih tidak tau bagaimana cara melakukan nya, aku bukan orang yang berbakat sejak awal.

Dengan begitu aku memutuskan kembali lagi ke tower untuk mempelajari sihir.

Aku melompati pohon demi pohon hingga sampai ke puncak pohon yang sangat tinggi.

Bersiap aku mulai melompat kebawah, karena aku tidak bisa mati dengan pedang aku memutuskan untuk kembali dengan melompat dari pohon ini.

[Apa anda ingin keluar?]

Membuka mata kali ini aku tidak berada di ruangan tower biasanya, tempat hitam dengan beberapa lampu di samping, seolah memperlihatkan beberapa bayangan seseorang menatap ke arahku.

"..."

Seolah bisu aku tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun, beberapa kali aku mencoba berteriak tapi tak terdengar gema sedikitpun.

Dimana ini? Apa mungkin ini tantangan tower lainnya? Apa apaan bayangan itu?

Seluruh pikiran mulai mempertanyakan apa yang terjadi pada ku saat ini.

Berdiri aku mencoba mengeluarkan pedang ku bersiap akan segala sesuatu yang terjadi, tapi seolah membaca pikiranku, sebuah suara muncul di telinga ku sebelum aku sempat mengeluarkan pedang ku.

"BERHENTI!!!"

Suara itu begitu keras hingga telingaku terasa akan hancur, telinga ku mulai mengeluarkan banyak sekali darah, aku tak tau darimana asal suara itu aku meringkuk kesakitan sambil memegangi telingaku.

Rasanya sangat menyakitkan tapi aku tidak bisa berteriak sedikitpun.

"Jangan gunakan suara aslimu!!, mahluk lemah itu tidak akan sanggup mendengarnya"

Seolah tidak pernah terjadi telinga ku sembuh beserta rasa sakitnya, aku tak tau pasti apa yang terjadi tapi pasti 'suara' itu yang melakukannya.

Kali ini aku tidak bisa bergerak sedikitpun seperti sebuah patung yang tak bisa melakukan apa apa, walaupun begitu aku mendengar banyak sekali suara yang seolah sedang berbincang, namun aku tak mengerti sedikitpun apa yang mereka katakan.

Walaupun tak mengerti sedikitpun, nada suara itu mulai berubah menjadi seperti perdebatan panas.

"manusia ini juga tidak memiliki kemampuan itu, Dasar tak berguna matilah!!!"

Sebuah suara yang sangat keras tiba tiba terdengar, tidak hanya membuat telinga ku seperti akan meledak, tapi kepala ku juga seperti akan meledak.

'sialan apa aku akan di hidupkan kembali atau malah mati selamanya'

Sebuah ketakutan yang sejak lama tak pernah muncul kembali di kepalaku , ketakutan yang selalu kurasakan tapi tak pernah menjadi menakutkan sejak aku datang ke tower, ketakutan akan kematian.

[Pemain telah di ambil paksa dari tower :(

MENCOBA MENGAMBIL KEMBALI PEMAIN]

Pesan dari tower kembali muncul di depanku, membaca pesan itu sepertinya ini bukan sesuatu yang dilakukan oleh tower.

Tubuhku perlahan mulai memudar, aku tak tau apa ini hal yang baik atau bukan, tapi aku sama sekali tidak bisa melawan saat ini, dan hanya bisa pasrah sambil berharap semuanya akan baik-baik saja, perlahan aku mulai kehilangan kesadaran.

***

"Cih tower itu berhasil merebut nya kembali"

Saat ini suara suara itu mulai terlihat kesal karena nya.

"Hei ***** apa yang kau lakukan kenapa tower itu bisa masuk ke wilayah kita"

Suara yang terdengar marah mulai meminta penjelasan ke yang lainnya.

"Tenanglah ***** tower itu tidaklah selemah seperti yang kau pikirkan, aku pun sudah berusaha untuk mencegahnya tapi tower itu sangat gigih"

Sebuah suara membalas ucapannya.

"Menarik tower yang bahkan tidak pernah menghasilkan 'keajaiban' kuat berani menghadapi kita"

Suara lainnya berbicara dengan nada meremehkan.

Setiap suara mulai menjadi ricuh karena hal itu, berdasarkan jumlah suara mereka diperkirakan mereka berjumlah ribuan, tapi tedengar hanya puluhan yang dominan berbicara.

"DIAM"

Suasana yang awalnya ricuh seketika menjadi tenang hanya dengan sepatah kata.

"Kalian semua coba rebut kembali manusia itu, berani sekali tower rendahan itu melawan kami"

Suara itu terdengar begitu berat, dan setiap kata nya memancarkan dominasi yang sangat kuat.

"Baik"

"Baik

"Baik"

Suara lain mulai menjawab satu demi satu.

"Sial tower itu membuat pertahanan yang sangat ketat, kesadaran ku hancur begitu memasuki nya"

"Sial"

"Sial"

Satu demi satu setiap 'suara' itu mulai mengeluarkan suara kegagalan, hingga setiap suara mulai gagal satu demi satu.

[JANGAN MENYENTUH MILIK KU

PECUNDANG :< ]

Sebuah pesan muncul di tengah mereka seolah mengejek atas kegagalan itu.

Suasana mulai ricuh kembali penuh dengan umpatan atas yang di lakukan tower

"Hahaha berani nya tower itu apa dia ingin memulai perang!!!"

Suara berat yang begitu keras terdengar sangat marah, dan mulai tertawa dengan nada kesal.

***

Aku membuka mataku kali ini aku terbangun di tempat yang tak asing bagiku, tempat serba putih dengan ke tujuh pintu di sekelilingnya.

"Ughh"

Aku memegang telinga ku, rasanya masih terasa hingga saat ini.

[Maaf kepada pemain atas kesalahan tower]

"Apa kau hanya akan memberikan ku permintaan maaf?"

[Pemain akan dianggap menyelesaikan stage ke dua]

Pintu ke dua mulai memudar menandakan penyelesaian stage nya.

"Tidak jangan lakukan itu"

Tower mengabaikan ku dan tetap menghapus pintu pada stage ke dua.

Aku merasa kan perasaan bersalah sekaligus senang di hatiku, aku merasa bersalah karena tidak bisa membantu para monster, dan senang karena telah menyelesaikan stage ke dua.

Hatiku mulai dilema semenjak sampai di tower, aku telah berjanji hanya akan berjuang untuk diriku sendiri, dan lebih mementingkan diri ku sendiri.

"Sudahlah lagipula itu bukan salah ku"

Menyimpan perasaan bersalah di hati aku mulai mencari cara mempelajari sihir.

***

Walaupun aku tak tau berapa lama waktu telah berlalu, tapi sekarang tubuhku seperti seorang anak berusia 17 tahun, yang berdasarkan waktu tower mungkin aku telah melewati 100 tahun dan 1 tahun Dunia nyata.

Aku telah mempelajari banyak sihir berdasarkan cerita dongeng, juga mengandalkan khayalan ku dan sedikit bantuan tower.

Walaupun begitu aku tak tau apa aku telah benar dalam mempelajari nya, hanya mengandalkan insting untuk membuat jalur 'mana' dan mati ribuan kali untuk melakukannya.

Tapi aku tidak akan bisa melakukan jika tidak mengorbankan 'skill' untuk meminta sedikit bantuan tower.

"Walaupun aku telah bisa menggunakan sihir tapi sekarang aku tidak bisa menggunakan 'skill' apapun"

Tidak menyia-nyiakan waktu aku berjalan menuju pintu berikutnya, kali ini pintu itu memiliki lambang busur panah di atas nya.

"Jadi memanah ya? kalau begini si aku ahlinya"

Untuk bertahan hidup aku telah mempelajari cara memanah untuk berburu monster lemah.

Tapi karena suatu yang tidak di ketahui 1 tahun sebelum aku tiba di tower, tidak pernah lagi terlihat monster di hutan luar, aku tidak bisa berbuat apa-apa karena hutan dalam begitu berbahaya untuk ku.

Selama satu tahun itu aku hanya bisa meminta minta untuk mencari makan, dan menahan seluruh rasa sakit dipukuli hari demi hari demi adik adikku.

Tidak ingin mengingatnya lagi aku membuka pintu dengan penuh keyakinan bersiap untuk menyelesaikan stage kali ini.

More Chapters