Cherreads

Chapter 22 - Bab 23 – Dua Tahun Kedamaian dan Hati yang Bingung

Dua tahun telah berlalu sejak pertempuran berdarah itu. Sejak pengorbanan Rimosa, dunia seolah diam bagi Grup Elang.

Mereka kini hidup di Desa Elmire, desa Elf yang tersembunyi dalam hutan suci Finrena. Di sana, waktu berjalan lambat. Pohon berbicara. Dan sihir roh menari di udara.

Vilma menatap langit pagi sambil meregangkan tubuh. Rambutnya kini lebih panjang, dan tatapannya lebih tenang dari sebelumnya.

> "Latihan pagi?" tanya Kilyuna, datang dengan pedang kayu di tangan.

> "Selalu," jawab Vilma sambil menyembunyikan senyum.

Mereka sudah seperti bayangan satu sama lain. Tapi hari ini, ada yang berbeda. Hari ini, seseorang baru ikut muncul.

> "Kilyunaaa~ kau lupa jadwal meditasi roh bersamaku!"

Suara nyaring itu berasal dari Ellawen, putri pemimpin elf. Rambut keperakan dan telinganya yang runcing bergetar saat ia berlari kecil.

> "Lagi?" gumam Vilma lirih sambil memasang wajah datar.

> "Kau tahu… kau tidak wajib ikut semua jadwalnya, 'kan?" sindirnya pada Kilyuna.

> "Dia bilang penting... dan dia bawa kue," jawab Kilyuna defensif.

Ellawen menatap Vilma. "Kau juga boleh ikut. Tapi Kilyuna akan duduk di sebelahku~"

Kilyuna meneguk ludah. Vilma melirik tajam.

---

Latihan dan Persiapan

Sementara itu, anggota lain Grup Elang juga berkembang pesat:

Seviel melatih kontrol mana gelapnya untuk infiltrasi dan ilusi tingkat tinggi.

Yenra menjadi pemanah roh, mampu berbicara dengan burung dan menembakkan panah dari bayangan.

Fren memperkuat teknik tempurnya dengan bantuan elf tua yang dulunya penjaga raja.

Kilyuna sendiri mulai memahami lebih dalam kekuatan mata dimensi miliknya. Ia bisa membuka celah kecil ke tempat lain, tapi durasinya masih terbatas.

Mereka juga diam-diam mengumpulkan informasi dari para pedagang dan elf pengembara. Ada rumor soal "Senjata Unik" yang muncul di wilayah manusia, dan desa goblin yang menghilang tanpa jejak.

---

Sore itu, Vilma duduk di atas akar pohon besar, menulis sesuatu di buku catatannya.

> "Kamu suka dia?" tanya Seviel tiba-tiba sambil duduk di sampingnya.

Vilma hampir menjatuhkan bukunya. "Siapa?"

> "Kilyuna. Kau menatapnya seperti mau menampar... atau mencium."

Vilma menutup bukunya cepat. "Bukan urusanmu!"

Seviel tertawa pelan.

> "Hati-hati, Ellawen tidak sepolos kelihatannya. Dia sedang belajar sihir ikatan. Jangan sampai kau kalah sebelum pertempuran dimulai."

Vilma menatap ke arah Kilyuna yang sedang diajari cara menyanyi dengan roh oleh Ellawen. Suaranya... tidak buruk. Tapi ekspresi Kilyuna seperti sedang tersiksa.

> "Kurasa aku masih punya waktu," bisik Vilma pelan, senyumnya mulai muncul.

More Chapters