Dalam Sebuah Kastil, Terdapat Kamar Besar Yang Mewah, Alicia Tertidur Di Dalamnya, Dan Saat Itu Dari Pintu Ada Sebuah Ketukan.
Velzinia (Dengan Dingin): "Alicia."
Saat Itu Alicia Langsung Bangun, Dia Tidak Bangun Secara Sadar, Namun Nalurinya Lah Yang Membuatnya Bangun.
Velzinia (Dengan Dingin): "Alicia, Apakah Kau Sudah Bangun)
Alicia (Kaget): "Eh, Ya Aku Sudah Bangun."
Velzinia (Dengan Dingin): "Kami Menunggumu Di Tempat Latihan."
Alicia (Dengan Lirih): "Baiklah, Baiklah, Aku Akan Mandi Dulu."
Velzinia (Dengan Dingin): "Baiklah Aku Akan Pergi."
Saat Itu Suara Langkah Kaki Velzinia Mulai Menjauhi Kamarnya.
----
Setelah Di Tempat Pelatihan, Zelsreth Mulai Berbicara
Zelsreth (tersenyum, Dengan Tegas): "Kalian Semua Berbaris.."
Semuanya (Dengan Keras): "Baik"
Zelsreth (Tersenyum Puas, Dalam Hati): "Bagus Mereka Semua Belajar Banyak, Baru Tiga Hari Setelah Mereka Berlatih, Mereka Sudah Semakin Berkembang, Walau Kekuatannya Masih Jauh Dari Kata Kuat"
Zelsreth (Tersenyum): "Kalian Semua Karena Kalian Sudah Berlatih Keras Selama Tiga Hari Ini, Kalian Semua Diberi Hari Libur Oleh Nona Narea"
Nalkea (Kaget, Semangat): "Benarkah, Kalau Begitu Mungkin Aku Bisa Berjalan-jalan Di Kota Dan Melihat-lihat Ramuan Yang Mereka Jual Di Toko."
Alicia (Tersenyum, Menatap Velzinia): "Kalau Begitu Velzinia Ayo Kita Juga Berjalan-jalan Di Kota."
Velzinia (Dengan Datar): "Tidak, Aku Tidak Ingin, Mending Aku Tiduran Sepuasku..."
Alicia (Cemberut): "Ayo, Velzinia Ayo Kita Juga Berjalan-jalan."
Velzinia (Dengan Dingin): "Hahhh, Baiklah..."
Aku Dan Alicia Memang Sudah Berteman Sejak tk Namun, Alicia Dari Dulu Terus Mengganggu, Dia Sering Memarahiku Saat Kamarku Berantakan, Atau Saat Aku Lagi Bermalas-malasan. Dan juga dia sering ke dalam rumahku Dengan alasan untuk memasakkan aku makanan, hahh itu semua adalah tipu daya wanita, aku tidak pernah percaya pada hal semacam itu, kebaikan wanita itu sebenarnya apa sih.
Nine (Dengan Semangat): "Baiklah Kalau Begitu Liv, Valzen ayo kita juga bermain."
Liv (Tersenyum): "Baiklah ayo"
Valzen (mengangguk): "hmm"
Nalkea (Menatap Fischl): "Fischl."
Fischl (Terkejut Tapi Wajahnya Tetap Datar, Menatap Nalkea): "Apa..."
Nalkea (Tersenyum Lembut): "Maukah Kamu Menemaniku Membeli Beberapa Ramuan Di Toko Nanti."
Fischl (Dengan Datar): "Baiklah."
----
Aku Dan Alicia Sedang Berjalan-jalan Di Kota Yang Sangat Besar.
Alicia (Tersenyum): "Kota Ini Sangat Besar Ya."
Velzinia (Dengan Dingin): "Sebenarnya Kita Mau Kemana Sih"
Alicia (Tersenyum Menggoda): "Ahahaha, Kamu Tidak Tahu Ya, Baiklah Akan Aku Beritahu Ini Tempat Yang Aku Temukan Kemarin."
Velzinia (Tetap Diam): "..."
Setelah Sampai Aku Melihat Tempat Di Mana Para Orang Berotot Berkumpul.
Tunggu Ini Kan, Guild Petualang, Ehh, Oh Iya Benar Juga Ini Kan Di Dunia Lain Tentu Saja Ada Guild Petualang, Aduh, Kenapa Aku Tidak Mencarinya Kemarin.
Wah Itu Ada Petualang Ototnya Besar Sekali, Aku Sangat Suka Melihat Otot Besar.
Alicia (Menggoda, Dengan Senyuman Nakal): "Hehe, Bagaimana..."
Velzinia (Tersenyum Sangat Tipis): "Ini Jauh Lebih Baik Dari Yang Aku Prediksi)
Alicia (Tersenyum Puas): "Benarkan..."
Kami Berdua Saling Tersenyum.
Lalu Terus Emang Dia Mau Apa Setelah Membawaku Kesini, Jangan Bilang Dia Ingin Aku Membunuh Seseorang.
Velzinia (Dalam Hati): "Aku Harus Kabur Dari Sini, Pasti Dia Ingin Aku Berbuat Hal Yang Tidak Baik, Sebagai Imbalan Karena Dia Membawaku Kesini!!"
Alicia (Tersenyum Nakal): "Hehe, Kalau Begitu Ayo Kita Masuk."
Velzinia (Dalam Hati): "Tidak, tidak, tidak, itu Tidak Benar, Pasti Sekarang Dia Ingin Aku Menghancurkan Guild Petualang, Setahuku Wanita Tidak Suka Pria Berotot?"
Alicia (Cemberut): "Kenapa Kamu Malah Melamun."
Velzinia (Terkejut): "Ehh, Ahh Ya, Tidak Aku Tidak Melamun, Hanya Sedang Memikirkan Beberapa Hal Saja."
Alicia (Tersenyum): "Kalau Tidak Ya Sudah Deh, Lalu Aoakah Kamu Ingin Mendaftar Sebagai Petualang."
Velzinia (Dalam Hati): "Apa, Apakah Dia Baru Saja Menyuruhku Mati Hahh."
Velzinia (Dengan Datar): "Kita Sekarang Masih Lemah, Jadi Untuk Sekarang Kita Lebih Baik Jangan Mendaftar Dulu, Kalau Begitu Apakah Kamu Mau Ke Tempat Lain."
Alicia (Tersenyum Riang): "Baiklah Ayo Kita Ke Tempat Itu."
Velzinia (Dalam Hati): "Tempat Itu!!. Apakah Yang Dia Maksud Tempat Para Pembunuh Bayaran Berkumpul?"
----
Jadi Setelah Kami Berjalan-jalan, Ada Satu Hal Yang Ingin Aku Bilang.
Velzinia (Dengan suara pelan): "Alicia Tempat Apa Ini?"
Alicia (Tersenyum Puas): "Hehe, Ini Namanya Perpustakaan."
Velzinia (Dalam Hati): "Tidak-tidak, Mana Mungkin Perpustakaan Seperti Ini Hahhh, Sudah Jelas Ini Perpustakaan Tempat Berkumpulnya Buku-buku Cara Membunuh Target Dengan Efisien!!"
Velzinia (Dengan Datar): "Ini, Apakah Ini Benar-benar Perpustakaan?"
Alicia (Tersenyum): "Benar, Di Dunia Ini Tampaknya Perpustakaan Berbeda Dari Biasanya, Jadi Ya Seperti Ini."
Velzinia (Dengan Pelan): "Oh.... Begitu... Ya"
Alicia (Tersenyum Puas): "Mm, Baiklah Ayo Kita Masuk."
Setelah Masuk, Aku Benar-benar Terkejut.
Velzinia (Dalam Hati): "Hahhh, Apakah Ini Yang Namanya Perpustakaan, Tidak Ini Mustahil Kenapa Ada Alat Modern Di Sini, Seperti Video Game, Dan Lain-lain, Kenapa Ada Di Dunia Ini, Ini Benar-benar Dunia Lain Kan??"
Velzinia (Dengan Pelan, Sedikit Terkejut): "Alicia, Apakah Ini Nyata."
Alicia (Tersenyum): "Benar..."
Velzinia (Dengan Suara Rendah): "Kalau Nyata, Kenapa Ada Alat Modern Di Dunia Lain, Yang Penuh Sihir Seperti Ini."
Alicia (Tersenyum Puas): "Biar Aku Jelaskan, Di Dunia Ini Dulu Sebelum kita Menjadi Pahlawan, Ada Pahlawan Terdahulu, Bukan Nah Disitu Ada Satu Pahlawan Di Multiverse Lain, Multiverse Tersebut Sama Dengan Dunia Kita Yang Tidak Ada Sihir, Namun Bedanya Ada Kekuatan Supernatural Di Multiverse Tersebut, Dan Pahlawan Itulah Yang Membawa Alat-alat Modern Dari Multiverse Asalnya Ke Multiverse Ini, Tepatnya Hanya Ada Di Dunia Ini Dan Di Perpustakaan Ini."
Velzinia (Tersenyum Sangat Tipis, Sehingga Tidak Disadari): "Hmm, Siapa Nama Pahlawan Itu?"
Alicia (Serius): "Namanya... Lucas Artersmark..."
Velzinia (Tersenyum Sangat Tipis, Sehingga Tidak Disadari): "Hmm, Baiklah Kalau Begitu, Menarik."
Alicia (Tersenyum): "Benarkan, Ayo Kita Main, Disana Ada Ruangan Perpustakaan Soal Dunia-dunia, Disana Ada Ruangan Video Game, Dan Disana Ada Ruangan Cara Berpedang Dan Bersihir, Dan Masih Ada Lainnya."
Velzinia (Tersenyum Sangat Tipis, Sehingga Tidak Disadari): "Aku Akan Memilih Yang Video Game, Dulu?"
----
Disebuah Toko, Ada dua Manusia Yang Tampak Biasa Namun Pakaian Yang Mereka Gunakan Dapat Membuat Orang Lain Seperti Melihat Dewa.
Nalkea Dan Fischl Sedang Berada Disebuah Toko.
Nalkea (Tersenyum Lembut): "Wahh, Ini Ramuan Obat Sakit Perut, Dan Ini Ramuan Obat Racun, Ini Juga Ramuan Penyembuhan Tingkat Tinggi, Wahh, Ini Luar Biasa."
Fischl (Dengan Datar): "Apa Kau Sudah Selesai."
Nalkea (Menatap Fischl, Dan Tersenyum Lembut Seperti Biasa): "Oh, Maaf-maaf, Hampir Selesai."
----
Disebuah Gang Sempit, Di Sana Terdapat Tiga Pria Yang Sedang Berjalan Melewati Gang Sempit Tersebut.
Di Depan Mereka Terdapat Kakek Tua Yang Sedang Duduk Di Jalan, Dia Memakai Pakaian Lusuh Yang Ada Sobekan Dimana-mana, Namun Mukanya Tertutupi Oleh Tudung?.
Liv (Menatap Kakek Tersebut): "Kakek, Apakah Kamu Butuh Bantuan."
Kakek Tersebut Menatap Tiga Pria Tersebut.
Kakek Tersebut (Menatap Tiga Pria Tersebut): "Saya Tidak Butuh Apapun."
Nine (Bingung): "Bagaimana Mungkin Anda Tidak Membutuhkan Apapun, Anda Memakai Pakaian Lusuh, Dan Terlihat Mencurigakan, Jadi Mungkin Anda Sedang Kesulitan."
Valzen (Mengangguk): "Benar."
Kakek Tersebut (Menatap Mereka): "Untuk Apa Kalian Menolong Orang Yang Tidak Kalian, Kenal Namun Akan Kuterima Kebaikan Kalian, Namun Saya Sedang Tidak Membutuhkan Apapun, Sebagai Tanda Terimakasih Dan Permintaan Maafku, Akan Aku Beritahu Tiga Hal Ini."
Liv (Bingung): "Tiga Hal Ini??"
Kakek Tersebut (Dengan Serius): "Satu. Di Malam Yang Tenang, Kegelapan Akan Menyapu Segalanya, Dan Di Siang Hari Yang Ribut Cahaya Akan Menyinari Segalanya."
Nine (Bingung): "Kegelapan Akan Menyapu Segalanya."
Kakek Tersebut (Melanjutkan): "Dua. Di Dalam Bawah Tanah Yang Kokoh, Terdapat Sebuah Emas, Yang Tidak Berharga Baginya."
Valzen (Kebingungan): "Sebuah Emas, Yang Tidak Berharga Baginya?"
Kakek Tersebut (Melanjutkan, Dengan Nada Yang Sangat Berbeda): "Dan Terakhir. Dalam Waktu Dekat, Tujuh Pahlawan Akan Hilang Dalam Kekosongan, Dari Hutan Kabut Tersebut."
Liv (Terkejut, Dalam Hati): "Apa, Kami, Dan Emas, Juga Kegelapan Dan Cahaya, Itu, Apa Maksudnya Semua Ini?"
Lalu Kakek Tersebut Berdiri.
Kakek Tersebut (Menatap Mereka Bertiga): "Baiklah, Aku Akan Pergi, Dunia Itu Berputar, Jadi Mungkin Kita Akan Bertemu Lagi."
Liv (Terkejut, Dan Menatap Kakek Tersebut): "Tunggu, Tolong, Tolong Beritahu Nama Anda..."
Sebelum Liv Dapat Jawaban, Angin Yang Kencang Membuat Mereka Bertiga tidak Bisa Melihat Kakek Tersebut.
Dan Kakek Tersebut Hilang Entah Kemana...
----
— To be continued