Cherreads

Chapter 13 - Gelisah Lilith

POV Lilith 

Hari demi hari terus berganti, usia Amaris yang semakin bertambah membuat Lilith khawatir.

Tahun baru telah usai, begitupun dengan perayaan perayaan yang dilakukan selama menjelang tahun baru.

Sekarang 11 Januari, dan ulang tahun Amaris semakin dekat.

Bukannya Lilith tidak peduli pada ulang tahun Amaris, tapi perkataan Agares terus menghantui pikiran Lilith.

Saat tiba 21 April, maka usia Amaris akan genap 14 tahun.

Hanya tinggal menunggu waktu maka Amaris akan tumbuh menjadi gadis dewasa, dan hal itulah yang Lilith takutkan.

"Aku benci ini! Perasaan takut kehilangan ini sangat menggangu, jelas gadis kecil itu memiliki jiwa yang sangat menggoda! Tapi, hal ini akan menarik perhatian banyak iblis lainnya. Terutama Agares sialan!" Gumam Lilith

Pikiran Lilith berkecamuk, baru kali ini ia merasakan sensasi takut mangsanya direbut.

Semakin ia pikirkan semakin terbakar perasaannya.

Lilith berdiri dan menatap langit malam yang kelam dari balik jendela.

Lilith memanggil pelayannya dari balik bayangan, ia memerintahkan pelayannya untuk menyamar menjadi dirinya dan mengajar di akademi seperti biasa, sekaligus melayani Amaris.

Lilith menghilang dari balik bayangan, ia keluar dan mulai mengepakan sayapnya.

Kota yang biasanya ramai, malam ini begitu tenang.

Lilith turun dan sayapnya mulai menghilang, ia berdiri di depan pintu kastel yang besar.

Ia menepuk tangannya, pintu pun terbuka.

Semua pelayan berbaris menyambut kepulangan Lilith.

"Selamat datang kembali Nona" sambut semua pelayan secara berbarengan

Lilith yang awalnya mengenakan pakaian pelayan, berubah seketika menjadi gaun hitam pekat yang indah.

Lilith masuk ke kastel bagian dalam, hingga akhirnya ia sampai di depan sebuah singgasana.

Lilith berjalan mendekati singgasana itu dan duduk diatasnya.

"Sudah lama sekali aku tidak duduk disini" gumam Lilith

Setelah puas Lilith duduk di singgasana dan dilayani banyak pelayan, akhirnya ia beranjak dan pergi ke kamarnya.

Lilit membuka pintu kamarnya dan menampakkan Kamar luas yang elegan, ia masuk dan langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur yang empuk.

"Bagaimana ini? Perasaan ini tak kunjung menghilang! Hanya menambah rasa sesak setiap kali aku memikirkannya" ucap Lilith pelan sembari memegang dadanya

Lilith yang mulai tak tenang pergi keluar dari kamarnya, ia ingin melampiaskan kegundahan hatinya.

Lilith pergi menuju hutan yang rindang, ia mencabik cabik setiap hewan buas yang ia temui.

Karena masih terasa belum puas, ia menemukan sekumpulan goblin dan membunuhnya secara berutal tanpa menyisakan satupun.

Kini Lilith diambang kewarasannya, ia terus melampiaskan amarahnya yang semakin membeludak.

Pikiran Lilith berkecamuk tak bisa ia membayangkan jika Amaris direbut oleh iblis lain, dan tak terbayang juga jika Amaris yang meninggalkan Lilith.

Lilith mulai hilang kendali, dan terus memporak porandakan seisi hutan.

Pelayan pelayannya mulai berdatangan untuk menenangkan Lilith, namun tak satupun dari mereka dapat menenangkannya.

Gemuruh petir menggelegar, terlihat muncul sosok iblis lain dari balik kabut.

"Yoo, Cruella! Sepertinya kau sedang menghawatirkan sesuatu hingga membunuh semua goblin secara membabi buta" ucapnya dibarengi dengan tawa licik

"Kau! Sedang apa kau disini, Agares!" Jawab Lilith kesal

"Aku hanya ingin menyaksikan kehancuran dari iblis terkuat ras death disaster hahhaa" ejeknya

"Apa mau mu?" Tanya Lilith

"Tidak ada, hanya saja jika kau hancur maka aku akan mudah mengambil jiwa gadis kecil itu" semirik Agares

"Kau!!"

Mata Lilith melotot dengan penuh amarah, ia menerkam Agares dan mencekiknya tanpa celah.

Agares yang terkejut dengan serangan mendadak Lilith tak bisa banyak melawan.

Semua pelayannya panik, berusaha menghentikan Lilith.

"Lepaskan dia, Lilith!" Terdengar suara dari balik bayangan pepohonan dengan nada memerintah

Lilith yang tak asing dengan suara tersebut segera melepaskan cekikikan nya dari Agares.

"Nona?" Heran Lilith

"Sedang apa anda disini?" Lanjutnya

"Karena aku menyadari akan aura yang hilang dari pelayanku" sahut Amaris

"Maafkan saya"

"Huft, kenapa kau berbuat seperti ini?" Tanya Amaris

"...."

Amaris yang mengerti kenapa Lilith tidak menjawabnya, segera menyuruh Lilith untuk mengantarnya ke tempat yang hanya bisa berbicara secara empat mata.

Amaris melewati semua pelayan Lilith dan menatap tajam pada Agares.

Lilith membawa Amaris ke kamarnya dan menceritakan tentang semua kegelisahan dan ketakutannya.

"Kenapa kau berpikir aku akan meninggalkanmu?" Tanya Amaris

"Saya hanya mengira ngira jika anda akan lebih memilih sosok yang jauh lebih kuat dari saya" terang Lilith

"Aku mau bersamamu bukan hanya karena kekuatan, tapi karena kau sudah menolongku disaat tidak ada yang menolongku sama sekali" jelas Amaris

"Tapi-"

"Dengar, meskipun dewa yang menawarkan kekuatan nya padaku, aku akan tetap menolaknya!" Tegas Amaris

"Benarkah?" Tanya Lilith

Amaris hanya mengangguk dan kemudian mengajak Lilith untuk segera kembali ke akademi, karena pelayannya tidak akan bisa bertahan lama memerankan Lilith dan Amaris secara bersamaan.

Tadinya Lilith merasa heran bagaimana bisa Amaris sampai di kastel nya, ternyata pelayannya lah yang mengantarkan dan memberitahu bahwa Lilith sedang hilang kendali.

Setelah perjalanan cukup panjang, akhirnya mereka berdua sampai di akademi dan setuju untuk melupakan kejadian barusan agar tetap fokus pada penyelidikan akademi.

Disisi lain, Agares masih saja takjub pada Amaris yang bisa mengendalikan Lilith hanya dengan ucapannya saja.

"Gadis ini benar benar menarik, dia bahkan bisa mengendalikan Cruella iblis betina gila hanya dengan ucapannya" gumam Agares sembari tersenyum licik

"Aku harus mendapatkan gadis itu bagaimana pun caranya" semirik Agares

Kembali ke akademi, Lilith seperti biasa menjalankan tugasnya sebagai pengajar disana sekaligus mencari informasi terkait roh jahat yang disegel di ruang bawah tanah akademi.

Suatu hari akademi kehadiran murid baru, dia daftar sebagai murid pindahan dari sebuah kota tetangga.

Dia masuk sebagai murid kelas dua dan karena kepintarannya dia masuk ke kelas blue.

Awalnya tidak ada yang aneh dari murid baru tersebut, hingga akhirnya ia mulai terlihat mencurigakan karena sering sekali keluar asrama saat malam.

Dan akhir akhir ini banyak sekali murid yang mendapatkan keluhan serupa setiap kali pemeriksaan kesehatan di ruang medis.

Mereka mengeluh akan tubuhnya yang cepat lelah dan setelah diperiksa, mereka semua kekurangan darah.

Kelas yang paling banyak mendapatkan keluhan seperti ini adalah kelas blue dan meskipun kelas blue terkenal akan kelemahan fisiknya, tapi kekurangan darah secara bersamaan adalah hal yang tidak wajar.

Setiap pemeriksaan, dileher para murid yang mengeluh terdapat sebuah bekas gigitan seperti taring dan yang bisa melakukannya hanya seorang Vampire.

Semua murid panik terutama kelas blue yang mendapatkan cukup banyak korban.

Namun yang membuat aneh adalah akademi ini hanya diisi oleh ras manusia saja, tidak ada campuran dari ras lainnya seperti manusia hewan, manusia ikan, elf dan sebagainya.

More Chapters