Cherreads

Chapter 12 - Agares Amon Orias

Hari demi hari berjalan seperti biasa di akademi, pembelajaran lancar setelah tiga bulan Amaris di akademi. Tidak ada hal aneh ataupun mencurigakan dari gerak gerik semua pengajar maupun trifek.

Tapi Amaris masih penasaran dengan kepala akademi yang tidak menampakkan kehadirannya.

Tenang, itulah yang dirasakan Amaris. Ketiga gadis yang selalu mengganggunya kini tak lagi menampakkan wajahnya didepan Amaris, karena mereka sadar bahwa Amaris bukanlah orang yang mudah ditindas dan ancaman yang Alice berikan tidaklah begitu membuat Amaris takut.

Tak terasa hari natal pun tiba, semua murid mulai merias halaman asramanya masing-masing dengan berbagai lampu pernak pernik natal.

Di aula ada pohon natal yang sangat besar, pohon itu dipenuhi oleh lampu lampu dan berbagai macam gantungan pernak pernik dari setiap murid akademi.

Sekarang 25 Desember, dimana setiap tahunnya akademi mengadakan festival natal bersama di aula.

Semua murid berkumpul di aula, masing masing dari mereka memegang sebuah gantungan yang berisikan permohonan mereka.

"Baiklah kalian sudah menulis permohonan kalian di atas gantungan kertas itu kan?" Tanya salah seorang pengajar

"Sudah" jawab serentak semua murid

"Baik kita akan menunggu tengah malam, dan akan menggantungnya bersama sama dipohon natal itu" ucapnya menunjuk pohon natal besar yang berada di tengah aula

"Lagi lagi tradisi konyol yang menyangkut permohonan" gumam Amaris pelan

Ting Tong~

Suara lonceng bergemuruh keras di aula tanda tengah malam telah tiba, semuanya berbaris dan mulai menggantungkan kertas yang berisikan permohonan mereka mulai dari pengajar, trifek, kelas tiga sampai kelas satu.

Selang beberapa lama acara penggantungan permohonan dimulai, seseorang muncul dari balik bayangan ruangan. Ya, dia kepala akademi yang belum muncul dari hari pertama Amaris berada disana.

Sesuai dengan tradisi, kepala akademi pun ikut menggantung sebuah kertas yang berisikan permohonannya.

Amaris terus menatap ke arah kepala akademi, begitupun kepala akademi yang menyadari akan tatapan Amaris.

Kepala akademi balik menatap Amaris, tapi tatapannya sedikit berbeda dari manusia biasanya.

Tatapan kepala akademi sedikit kosong dan penuh tekanan.

Lilith yang menyadari akan perbedaan aura keberadaan kepala akademi sedikit menyipitkan matanya.

Kepala akademi memancarkan aura yang tidak biasa, bukan manusia ataupun ras ras lainnya.

Setelah menggantung kertas, kepala akademi kembali menghilang dan tak meninggalkan jejak.

Festival terus berlanjut hingga pagi hari, karena adanya festival, kelas pun diliburkan untuk hari ini hingga malam pergantian tahun.

Amaris yang sudah meninggalkan acara tersebut dari semalam hanya menatap keluar jendela memperhatikan orang orang yang sibuk dengan acara itu.

Hanya tinggal menunggu beberapa hari untuk menyambut tahun baru, dan tentu saja malam tahun baru pun akan mengadakan acara pergantian tahun.

Semua pengajar dan trifek sudah menyiapkan kembang api untuk diluncurkan saat malam pergantian tahun.

Tok tok~

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Amaris yang menatap keluar jendela.

"Nona, saya membawakan sarapan untuk anda" ucap Lilith dari balik pintu

"Masuklah" sahut Amaris

"Permisi"

Amaris mulai menyantap sarapan yang Lilith bawakan.

"Tentang kepala akademi semalam, saya rasa dia bukan manusia ataupun ras lainnya" ucap Lilith sembari menuangkan teh

"Ya, aku tau" jawab Amaris

"Jadi, apa yang akan anda lakukan?" Tanya Lilith

"Selidik siapa sebenarnya kepala akademi itu" jawab Amaris

"Baik"

Setelah selesai sarapan, Lilith membantu Amaris mengganti pakaiannya lalu keluar dari kamar membawa nampan berisi sisa sarapan Amaris kembali.

Amaris berjalan menyusuri koridor akademi sendirian, hingga selang beberapa saat waktu berhenti berputar.

Amaris melihat sekeliling, semua orang mematung tidak ada pergerakan dari semua murid di akademi.

~Tak tak tak?

Suara langkah kaki semakin keras mendekat pada Amaris.

Dari balik bayangan Amaris melihat sesosok pria dengan tubuh tegap,tinggi, rambut hitam pekat, mata hijau zamrud, dan mengenakan pakaian rapih serba hitam dengan sarung tangan putih seperti pelayan.

"Siapa kau?" Tanya Amaris

Pria itu semakin mendekat, ia menatapi setiap bagian tubuh Amaris.

Amaris mulai waspada dengan keanehan pria tersebut.

"Salam sejahtera, saya Agares Amon Orias" ucapnya dengan nada penuh intimidasi

"Apa mau mu?" Tanya Amaris lagi

"Hm, kamu benar benar menakjubkan! Cantik,indah,memukau dan memiliki jiwa yang menggoda! Ohhh, gadis kecil aku tidak sabar menunggumu dewasa" ucapnya sembari mengusap lembut wajah Amaris

"Singkirkan tangan kotormu itu dari Nonaku, Agares!" Lantang Lilith

"Tcih, kenapa kau ada disini" tanya Agares kesal

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, sedang apa kau disini?" Tanya balik Lilith

"Santailah, Cruella! Aku hanya menyapa calon Nonaku dimasa depan" santai Agares

"Calon nona? Apa maksudmu?" Tanya Lilith

"Kau tau? gadis ini memiliki jiwa yang disukai oleh bangsa kita, Death disaster!" Jelas Agares

"Berhenti omong kosong, dia adalah Nonaku! Dan akan selalu jadi Nonaku!" Tegas Lilith dihadapan Amaris

Amaris yang masih tak mengerti akan percakapan antara mereka berdua hanya menatap tajam ke arah keduanya.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Amaris

"Ohh Nona, aku dan Cruella adalah iblis ras death disaster! Kamu tau itu?" Goda Agares

"Ya, aku tau! Lalu?" Santai Amaris

"Kamu tau seperti apa bangsa kami?" Tanya Agares

"Aku tidak peduli" jawab Amaris

~degh

Dada Agares berdegup kencang, baru kali ini ia merasakan gairah dari jawaban seorang manusia.

Semakin ia melihat mata Amaris, semakin ia terjebak didalam pesonanya.

"Pantas saja seorang Cruella sampai rela menjadi iblis Pelayanmu" gumam Agares

"Berhenti bicara omong kosong, kau mengganggu ketenanganku!" Kesal Amaris

Semirik tipis terpancar dari wajah Agares, hal itu membuat Amaris semakin tidak nyaman.

"Lilith, singkirkan iblis mengganggu ini" perintah Amaris

"Yes, my lady" patuh Lilith

"Woap woap woap~ santai, aku akan pergi sendiri! Aku tidak suka membuang energi untuk hal yang akan merugikanku" terang Agares

"Bagus, maka pergilah dari hadapanku! Kau mengganggu" kesal Amaris kemudian pergi meninggalkan Agares dan Lilith

"Ohh, Cruella kau menemukan jiwa yang sangat langka" ucap Agares sembari tersenyum tipis

"Aku tau! Maka, jangan pernah kau macam macam untuk mendekatinya lagi! Kau akan tau akibatnya jika masih berani menyentuhnya" ancam Lilith

"Suatu saat nanti, bukan hanya aku yang akan merebut dia darimu! Mungkin raja iblis pun akan tertarik jika melihat jiwa di dalam anak itu, jika saat itu tiba kau harus bersiap untuk hal yang lebih besar hhhaaahaa" ucap Agares dengan tawa kecilnya yang semakin menjauh

Waktu kembali berputar, semua orang mulai beraktivitas seperti sebelumnya.

Lilith mulai menatap Amaris dari kejauhan yang sedang bersama Patsy, ia sedikit khawatir dengan apa yang dikatakan oleh Agares.

"Dia benar! Bukan hanya bangsa death disaster tapi raja iblis juga pasti akan tertarik dengan jiwa yang ada padanya" gumam Amaris pelan

"Hmphh, sial! Ini membuatku sedikit khawatir, aku tidak akan menyerahkan jiwanya pada siapapun! Bahkan tuhan sekalipun" lanjut Lilith sembari tersenyum tipis

More Chapters