Cherreads

Chapter 9 - Bab 9: Penyerangan

Ketegangan Setelah Insiden Araka vs. Ryuuzaki

Masaki, Lixs, Kaiden, dan Kiana saling bertukar pandang ketika melihat Ryuuzaki tiba-tiba berubah sikap. Sebelumnya begitu percaya diri, tetapi sekarang ia tampak gelisah.

"Aneh banget kamu, Ryuuzaki. Ada sesuatu yang terjadi?" tanya Masaki, menyipitkan mata penuh curiga.

Ryuuzaki mendengus, menyilangkan tangan di dada. "Diamlah! Cih, si brengsek itu cuma mencoba menakut-nakuti aku!"

Lixs berjalan mendekati Masaki, berbisik pelan, "Jadi, kenapa dia tiba-tiba jadi aneh begitu?"

"Tidak tahu," jawab Masaki. "Tadi gue tanyain, malah disuruh diam. Yaudah, biarin aja. Nanti juga normal sendiri."

Lixs mengangguk pelan, lalu matanya tertuju pada sesuatu. "Oh, tapi itu Arcana-nya gimana? Masih melayang di sana, nggak diambil lagi?"

Masaki terkejut. "Oh iya! Ryuuzaki, oi! Ambil lagi Arcana itu, cepat!"

Ryuuzaki mendengus kesal. "Cih, wanita sialan ini selalu saja menyuruh-nyuruh. Kenapa dia nggak ngelakuin sendiri aja?" gumamnya.

Dengan gerakan malas, ia menjentikkan jarinya. "Masuklah, Arcana."

Dalam sekejap, Arcana kembali ke dalam tubuhnya. Ia mendengus. "Udah, nih! Udah puas, kan?"

Pagi pun telah tiba dan sebuah kejutan pun mulai menghampiri mereka semua.

Gawat! Serangan di Pusat Kota!

BRAK!!!

Sebuah ledakan besar terdengar dari kejauhan. Tanah bergetar, kaca-kaca bergetar, dan hawa panas menjalar ke seluruh area.

Dreyan, dengan napas tersengal-sengal, berlari ke arah Zonss dan Claude. Wajahnya penuh keringat, matanya melebar ketakutan.

"Gawat, Zonss, Claude! Pusat kota—huff—huff—diserang!"

Claude langsung berdiri tegap, ekspresinya serius. "Apa?! Siapa yang menyerang?!"

Dreyan menelan ludah. "Aku nggak yakin... tapi energinya sangat besar. Aku... aku pikir dia kembali..."

Zonss mengertakkan gigi. "Brengsek... kalau benar dia, ini gawat!"

Tanpa ragu, Araka menoleh ke Zonss. "Panggil ketua secepat mungkin! Aku dan Dreyan akan bergerak dulu untuk mengevakuasi warga!"

Zonss mengangguk. "Baiklah. Ayo kita bergerak!"

Dalam hitungan detik, anggota Fukkatsu yang berada di suatu tempat langsung bersiap setelah menerima pesan Zonss. Mereka bergerak cepat menuju pusat kota. Namun, Lixs dan yang lainnya masih tertinggal di dalam markas, tak mengetahui apa yang sedang terjadi.

Kaiden Melihat Ledakan Besar

Di dalam markas, Kaiden merasa ada sesuatu yang janggal. Semua orang tiba-tiba pergi dalam keadaan tergesa-gesa. Penasaran, ia berjalan keluar.

Begitu ia melihat ke arah pusat kota...

BOOOM!!!

Sebuah ledakan dahsyat terjadi. Api membumbung tinggi, kepulan asap gelap menelan langit. Energi yang terpancar dari ledakan itu begitu besar hingga tubuh Kaiden terasa bergetar.

Wajahnya langsung pucat. "Sial... ini bukan serangan biasa."

Tanpa membuang waktu, ia berlari kembali ke dalam markas dan berteriak, "Lixs! Ryuuzaki! Lena! Masaki! Kiana! Cepat ke sini! Lihat itu!"

Mereka semua buru-buru keluar dan langsung terkejut melihat kehancuran yang terjadi di pusat kota.

"Gila... energinya kuat banget," gumam Lena.

Masaki mengernyit. "Jadi kita akan membantu mereka juga, Ryuuzaki?"

Ryuuzaki mendengus, melipat tangan. "Kenapa nanya gue? Tanyalah Kaiden."

Kaiden yang tidak menyangka tiba-tiba ditunjuk, tersentak. "Loh, kok jadi ke gue?!"

Kiana hanya menghela napas, "Seperti biasa, mereka sering begini..."

Keputusan untuk Bertempur!

Lena mengayunkan tangannya dengan penuh keyakinan. "Kita akan ke sana dan membantu mereka!"

Semua terdiam sejenak.

Lixs mengernyit. "Tunggu... kamu serius, Lena? Kita nggak tahu apa yang kita hadapi di sana."

Lena menatap mereka dengan tajam. "Lu pikir menjaga Arcana ini bakal selalu aman? Kalau kita nggak bergerak, lebih banyak orang yang akan mati! Apa kalian semua takut membantu mereka?!"

Lixs terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Tsk. Ya, betul kata Lena. Kita harus membantu mereka."

Kiana menatap Lixs, sedikit terkejut. "Hmm... ternyata kamu cepat mengerti juga, ya, Lixs?"

Kaiden mendesah. "Oke lah. Tapi gue nggak mau terlalu lama ikut campur."

Ryuuzaki hanya menatap Lena, lalu mendengus. "Tsk... baiklah. Ayo kita bergerak."

Dengan keputusan bulat, mereka semua bergegas menuju pusat kota.

Pertempuran Dimulai: Araka vs. ???

Sementara itu, di pusat kota, api berkobar di mana-mana. Bangunan runtuh, jalanan hancur. Di tengah kekacauan, Araka berdiri berhadapan dengan sosok misterius yang diselimuti aura api yang menyala-nyala.

Sosok itu menyeringai, "Kenapa raut wajahmu panik, hah? Bukankah kau ahli dalam menggunakan Djin? Apa cuma segini kekuatanmu?"

Araka mengatupkan giginya. "Sialan... dia terus menyerang dengan apinya. Bahkan Djinku tidak bisa mendekatinya... aku harus mencari celah."

Musuh itu tertawa, api di tangannya semakin membesar. "Oi, kau banyak bicara, ya? Hahaha! Tak usah berpikir panjang, aku akan membunuhmu sekarang juga!"

Araka menajamkan pandangan. "Tidak semudah itu, bajingan."

Pertempuran besar akan segera dimulai. Siapa sebenarnya sosok yang menghadapi Araka? Apa ini ancaman yang lebih besar dari yang mereka duga?

Pertarungan sengit antara Araka dan musuh misterius semakin memanas. Api berkobar liar, menerangi reruntuhan di pusat kota. Araka mengertakkan giginya, merasakan tekanan luar biasa dari serangan lawannya.

Di saat yang sama, Ketua Fukkatsu bersama anggota lainnya tiba di lokasi. Begitu mereka melihat kehancuran yang terjadi, ekspresi mereka berubah drastis.

"Claude! Apakah warga sudah dievakuasi?!" tanya Ketua dengan nada tegas.

Claude menggeleng, wajahnya penuh kecemasan. "Aku belum tahu. Tapi Dreyan dan Araka sudah bergerak duluan ke pusat kota. Mungkin dia sudah menyelamatkan sebagian warga."

Ketua mengangguk, lalu memberi perintah. "Baiklah! Kita tidak bisa menunggu lebih lama. Ayo bergerak!"

Mereka langsung berlari ke arah pusat kehancuran. Namun, di sisi lain kota, Lixs, Ryuuzaki, Kaiden, Lena, Masaki, dan Kiana baru saja tiba.

Kebingungan di Tengah Kekacauan

Kaiden menatap ke sekeliling dengan ekspresi bingung. Bangunan hancur, api berkobar, dan suara ledakan masih terdengar dari kejauhan.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini...?" gumamnya.

Ryuuzaki menyilangkan tangan, wajahnya penuh kecurigaan. "Kenapa selalu ada serangan di saat keadaan sedang tenang? Ini aneh."

Lena menoleh ke arah Ryuuzaki. "Jadi, kita akan masuk ke sana atau bagaimana?"

Ryuuzaki mendengus. "Entahlah. Ini mencurigakan."

Lena menarik napas panjang. "Kita sudah sampai sejauh ini. Kalau kita tidak masuk, sia-sia perjalanan kita ke sini."

"Ayo, kita masuk!" seru Lena dengan penuh tekad.

Akhirnya, mereka semua bergegas ke pusat kota, tanpa menyadari bahaya besar yang menanti mereka di dalam.

Araka Terdesak! Kekuatan Penuh Dilepaskan!

Di tengah puing-puing kota, Araka semakin kewalahan menghadapi lawannya.

"Sial! Dia bisa menangkis kekuatan Djinku... Aku tidak punya pilihan lain."

Araka mengangkat tangannya ke udara. Energi gelap mulai menyelimuti tubuhnya, membentuk ilusi bayangan yang mengerikan.

"Kokoro no Kage!"

Dalam sekejap, aura hitam menyelimuti Araka, meningkatkan kekuatannya secara drastis.

Lawan Araka menyeringai, api di sekeliling tubuhnya semakin berkobar.

"Oh? Akhirnya kau mulai serius, ya? Kalau begitu, aku juga tidak akan menahan diri lagi!"

"Flameus Inferno!"

Sekejap kemudian, kobaran api yang jauh lebih besar menyelimuti tubuhnya, membakar setiap sudut jalanan di sekitarnya.

**Baku hantam mereka pun dimulai**

More Chapters