Cherreads

Chapter 4 - Bab 4: Sebuah legenda menjadi nyata

"Waspada! Mereka semakin mendekat!"

Lena berteriak dari atas, matanya tajam menyapu medan pertempuran.

Wusss!

Dalam hitungan detik, Ryuuzaki sudah melesat dengan kecepatan luar biasa, langsung menuju ke arah kelompok yang membuntuti Lixs dan Kaiden.

"Brengsek! Kita ketahuan!" suara panik terdengar dari salah satu pengejar. "Dia datang dengan cepat! Cepat, berpencar dan kepung dia!"

Namun, di tengah kekacauan itu, salah satu dari mereka—sosok berjubah hitam dengan senyum sinis—terdengar berbisik, "Heh... dia tidak tahu kalau di arah sana ada perangkap."

Sementara itu, Ryuuzaki hanya menyeringai. "Bodoh. Aku justru menunggu kalian masuk ke dalamnya."

Tanpa mereka sadari, Ryuuzaki telah menyiapkan jebakan mematikan. Begitu salah satu dari mereka melewati tanda yang dibuatnya, tubuh mereka langsung membeku, seakan seluruh energi supranaturalnya tersedot habis.

"Kena kau."

Kaiden yang menyaksikan itu hanya berdecak kagum. "Heh, sudah kuduga. Ryuuzaki memang pantas jadi kapten."

Namun, Lena tampak tidak tertarik dengan obrolan itu. Tanpa ragu, dia mengangkat tangannya, energi supranatural mulai menyelimuti tubuhnya.

"Kita tidak bisa membiarkan mereka hidup. Mereka sudah tahu soal harta ini."

"Lena, tunggu—"

DUARR!

Sebuah ledakan besar mengguncang tanah. Tubuh musuh yang terjebak langsung lenyap dalam sekejap. Lixs yang berdiri di belakang hanya bisa menatap dengan mata membelalak.

"Dia... dia benar-benar membunuhnya tanpa ragu..."

Kiana melirik Lixs dan mendekatinya, suaranya lembut namun penuh ketegasan.

"Jangan terlalu dipikirkan, Lixs. Lena memang seperti itu. Dia hanya melakukan apa yang harus dilakukan untuk melindungi harta ini."

"Tapi..."

"Kamu tahu, di luar sana ada seseorang yang bisa mengendalikan kekuatan Djinn dan Kristal sesuka hati. Kita bahkan tidak tahu apakah dia akan menggunakannya untuk kebaikan atau kehancuran."

Lixs menunduk. Kiana melanjutkan, "Lena kehilangan keluarganya karena pengguna Djinn dan Kristal. Itulah kenapa dia bersumpah melindungi harta ini, agar tidak ada orang lain yang mengalami hal yang sama."

Hening sejenak.

Lixs mengepalkan tangannya. "Jadi itu alasannya..."

Kaiden tiba-tiba berseru, "Oi, kalian berdua! Ngapain diam di situ?! Kita harus menyusul Ryuuzaki!"

Kiana tersenyum tipis. "Ayo, Lixs. Ini bukan waktunya untuk melamun."

Lixs mengangguk. "Baiklah."

Saat mereka mulai bergerak, Kaiden menatap mereka curiga.

"Ngomong-ngomong, kalian tadi ngomongin apa? Serius banget kelihatannya."

Lixs baru saja ingin menjawab, tapi Kiana langsung memotong. "Ah, bukan apa-apa! Lixs cuma penasaran soal harta yang kita bawa dan kenapa mereka menyerang kita."

Kaiden mengangguk pelan. "Hmph... jadi kau belum tahu ya, Lixs? Harta ini bukan sekadar benda biasa."

Dia menatap lurus ke depan, suaranya merendah. "Ini adalah Arcana sebuah benda yang memiliki kekuatan yang diluar nalar. Dan seperti yang bisa kau bayangkan, ada banyak orang di luar sana yang menginginkan kekuatan Arcana ini."

Lixs terdiam sejenak. "Jadi, kalian memegang salah satu dari harta itu...?"

Kaiden mengangguk. "Benar. Dan tujuan kita jelas—mengumpulkan semua Arcana yang tersebar di dunia ini dan... mengumpulkannya sebelum jatuh ke tangan yang salah."

Mereka melanjutkan perjalanan, mencari keberadaan Ryuuzaki yang entah ada di mana.

Namun, Lixs tidak bisa menghilangkan kegelisahan di dalam hatinya. Kata-kata Kak Claude kembali terngiang di kepalanya.

"Ada makhluk misterius di luar sana... Sesuatu yang kekuatannya berada di luar nalar manusia..."

Dan jika Arcana ini benar-benar sepenting itu dengan apa yang diucapkan oleh orang lain yang dengan itu ketujuh negara sangat menginginkanya...

Apa mereka semua benar-benar bisa melindunginya.?

More Chapters