Selama sepuluh hari terakhir, Kapten Kael Voren menjelajahi sudut-sudut Kota Zilerra dengan sihir pendeteksi aura naga yang terpatri di matanya. Ia menyisir pasar, penginapan, lorong-lorong sempit, bahkan rumah ibadah. Penduduk mulai resah. Nama Kael membawa ketakutan seperti badai.
"Matamu aneh, tunjukkan wajahmu!"
"Mana keluarga asli kalian?"
"Bila kalian menyembunyikan naga, maka kalian pengkhianat!"
Satu demi satu, orang tak bersalah diinterogasi. Tapi Vilma tetap tak ditemukan. Dengan bantuan Kilyuna dan kedai yang dijaganya, ia berhasil menyamar sempurna, menahan amarah dan wujud aslinya meski rasa takut menghimpit.
---
Pada hari kesepuluh, Kael berdiri di tengah alun-alun kota, marah.
"Aku tahu dia ada di sini!" teriaknya. "Naga itu—anak yang bisa membakar dunia—berada di antara kalian! Jika aku harus membakar kota ini untuk menemukannya, maka akan kulakukan!"
Namun sebelum langkah berikutnya diambil, surat dari ibukota tiba. Dibawa oleh elang sihir kerajaan, segel perak melekat di atasnya.
> Perintah Tingkat Tertinggi – Komandan Elreth:
Perbatasan timur diserang oleh kelompok misterius bersenjata sihir dimensi.
Kamu, Kael Voren, segera kembali ke Benteng Rubelion.
Pencarian target naga ditangguhkan. Prioritaskan pertahanan.
Kael mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. Ia menatap langit kota Zilerra untuk terakhir kali sebelum membalikkan badan.
"Belum selesai, Vilma," bisiknya. "Api akan selalu meninggalkan jejak."
---
Sementara itu, Party Velhira, yang sempat diawasi ketat oleh Kael, tetap di kota. Mereka juga tahu siapa yang sebenarnya disembunyikan kota itu. Tapi mereka memilih diam.
"Kau yakin membiarkan dia hidup adalah keputusan bijak?" tanya Ilo, sang penombak.
Pemimpin mereka menjawab pelan, "Dia belum memilih akan menjadi apa. Dan kadang… hal paling berbahaya bukan naga yang marah, tapi manusia yang terus menekannya."
---
Vilma, yang mendengar Kael telah pergi, akhirnya bisa bernapas lega. Tapi ia tahu… bukan waktunya untuk santai. Jika pasukan kerajaan kini menghadapi ancaman dari luar, maka dunia ini akan butuh lebih dari sekadar kekuatan manusia untuk bertahan.
Dan mungkin, untuk pertama kalinya, Vilma berpikir untuk melibatkan dirinya.
---