Cherreads

Chapter 12 - Bab 12: Laporan Berdarah dan Mawar dari Baja

Waktu: Hari ke-5, Bulan Bayangan — Tahun 972 Kalender Rubelion

Tempat: Ibukota Kerajaan Rubelion, Kastel Raja Altares

Langkah kaki Velhira menggema di aula marmer putih kerajaan. Di belakangnya, luka-luka belum sepenuhnya sembuh. Tapi misi sudah usai, dan kabar yang dibawanya tidak bisa menunggu.

Di ruang dewan, tiga penasihat kerajaan menatapnya. Salah satunya adalah Duke Hernas, mata tajam dan janggut perak, penilai laporan lapangan.

"Apa yang terjadi di Lembah Nahi?" tanya Hernas.

Velhira menatap mereka lurus. "Orc-nya bukan liar. Mereka terorganisir, memiliki lima klan sihir dan terikat pada struktur ritual. Tapi bukan itu yang terburuk."

Ia mengeluarkan pecahan jimat petir, diletakkan di meja batu. Retakan hitam di permukaannya menyala samar.

"Ini… bukan buatan dunia kita."

---

Beberapa saat kemudian, suasana ruang berubah. Lampu sihir menyala merah—kode untuk ancaman luar dunia. Salah satu penasihat berdiri.

"Apakah kau menemukan tanda dari Dunia Iblis?"

Velhira mengangguk. "Kami tidak hanya melawan orc. Kami melawan pintu-pintu kecil menuju ruang iblis… dan aku tahu siapa yang membukanya."

Ia mengambil napas.

"Belhina. Salah satu dari Octagram Iblis."

Tiga penasihat membeku. Nama itu tidak asing. Ia bukan hanya iblis biasa, tapi salah satu penguasa tujuh dosa, pemegang gelar Ratu Nafsu. Belhina dikenal sebagai succubus tingkat tinggi yang tidak hanya memikat, tetapi mengendalikan pikiran.

---

Di waktu yang sama, kabar buruk tiba.

Benteng Nerhoven, di perbatasan timur, jatuh. Komandan Elreth—salah satu pejuang suci yang dikenal tak tergoyahkan—hilang dalam pertempuran. Hanya ada jejak api biru dan suara tawa dalam kabut.

Survivor terakhir mengatakan:

> "Kami tidak sempat melawan. Kami saling membunuh sebelum iblis itu menyentuh kami…"

---

Hari berikutnya, Raja Rubelion tidak menunda keputusan.

Ia mengutus Ksatria Rose, pasukan elit tingkat dua kerajaan. Pasukan ini terkenal kejam, elegan, dan tak mengenal kegagalan. Di antara mereka, sang pemimpin berdiri dengan angkuh:

Damrada of House Argent, bangsawan berdarah tua, pemegang kekuatan sihir Metallicis—pengendali logam tingkat tinggi. Dengan kekuatannya, ia bisa membentuk senjata dari udara, memanipulasi medan tempur, dan menutup luka dengan logam cair.

---

Dialog Damrada di hadapan Raja:

"Jika Belhina ingin bermain di dunia kita, maka izinkan saya mendirikan peti matinya dari besi."

Ia tersenyum tipis. Tak banyak yang berani mempermainkan kata-kata di hadapan raja. Tapi Damrada bukan orang biasa.

---

Penutup bab:

Velhira duduk sendirian malam itu, memandang jendela kastel. Kilyuna kembali bersama tim, tapi pikirannya tak tenang.

Ia berbisik pada dirinya sendiri:

> "Belhina… Jika kau sudah bergerak… Maka yang lainnya dari Octagram mungkin akan ikut. Dan perang… akan jadi tak terelakkan."

---

More Chapters