Langit di atas Calvenyr gelap, dengan awan hitam yang berputar-putar, seolah menyimpan kemarahan alam. Suara guntur menggema di kejauhan, menciptakan suasana tegang yang semakin menyelimuti medan pertempuran. Tharn Braggur, pemimpin pasukan Kerajaan Rubelion, berdiri di tengah arena pertempuran, wajahnya dipenuhi kemarahan yang menggelegak. Di hadapannya, party Velhira bersiap dengan kekuatan penuh, masing-masing dengan tekad yang menggelora.
"Ini tidak akan berakhir dengan mudah, Velhira," Tharn mengaum, memegang pedang berapi yang menyala terang. Api mengelilingi tubuhnya, menciptakan aura panas yang dapat menghanguskan siapa saja yang mendekat. "Kalian telah melangkah terlalu jauh."
Velhira tidak gentar. Pedangnya berkilau dengan kilatan api yang menyatu dengan kekuatan angin. "Kita akan lihat siapa yang pantas bertahan, Tharn."
Dengan sinyal dari Velhira, Jorin meluncurkan serangan pertama. Panah sihirnya terbang dengan kecepatan luar biasa, mengarah langsung ke Tharn. Namun, Tharn mengangkat pedangnya, menyemburkan api besar yang membakar udara, mengubah panah tersebut menjadi abu sebelum mencapai sasarannya.
Tak menyerah, Lennor bergerak maju dengan kecepatan mengagumkan, pedangnya siap menghancurkan apa pun yang menghalangi jalan. Nira di belakangnya, menggunakan kekuatan tanah untuk menciptakan benteng besar, menghalangi serangan-serangan api dari Tharn. Kilyuna, yang biasa menjaga jarak, menggunakan Pertahanan Dimensi untuk menghindari ledakan api yang datang ke arahnya, dan dalam sekejap dia sudah berada di sisi lain, memberi kesempatan bagi teman-temannya untuk menyerang.
---
Pertarungan ini bukan hanya masalah kekuatan, namun juga taktik. Tharn memiliki keunggulan dalam hal kemampuan bertahan hidup dan serangan api yang sangat kuat, namun kekuatan Velhira datang dari kerja sama tim mereka yang luar biasa. Kecepatan Jorin dengan serangan panahnya yang tak terduga, ketahanan Lennor yang tak tergoyahkan, dan Nira yang mampu mengubah medan perang begitu cepat adalah faktor penting yang mengimbangi serangan Tharn.
Namun, Tharn tidak bekerja sendirian. Dia memanggil pasukannya untuk bergabung dalam pertempuran. Pasukan elit dari Kerajaan Rubelion maju, siap menghalangi pergerakan party Velhira. Tapi Velhira, yang sangat terampil dalam taktik, dengan cepat memerintahkan Nira untuk memanfaatkan sihr tanah dan membangun tembok batu raksasa yang menghalangi pasukan musuh.
Di tengah kekacauan ini, Kilyuna menemukan dirinya dalam situasi yang lebih sulit. Tharn mulai menggunakan api purba, serangan api yang sangat kuat dan terkontrol, mencoba untuk menaklukkan area sekitar dengan suhu yang membakar. Namun, Kilyuna menggunakan Pertahanan Dimensi untuk menciptakan celah di mana dia bisa menghindari serangan itu, sekaligus memberi peluang untuk menyerang balik.
Namun, kekuatan Tharn semakin meningkat. Pedangnya yang berapi menyala semakin terang, dan Tharn mulai menggunakan sihr api untuk menciptakan lava yang meleleh dari tanah, menciptakan jebakan mematikan di sekitar mereka. Setiap langkah yang diambil oleh party Velhira, harus berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam perangkap api dan lava ini.
---
Vilma, yang sejak awal mengamati dari kejauhan, merasa dorongan yang kuat. Kekuatan naga di dalam dirinya, meskipun tersembunyi, mulai meresap. Darah raja naga api yang mengalir di dalam tubuhnya seolah merespon terhadap ancaman ini. Dengan mata yang berkilauan, Vilma merasa perubahan terjadi dalam dirinya. Meski dia tidak mengetahui seluruh potensi kekuatannya, api naga itu tampaknya ingin keluar.
Dengan langkah mantap, Vilma maju ke medan pertempuran, meskipun tidak sepenuhnya menyadari apa yang sedang terjadi pada dirinya. Saat pedang api Tharn menyambarnya, sebuah percikan api yang sangat besar keluar dari tubuhnya, menghalau serangan itu dengan mudah. Kejutannya jelas terlihat, bahkan oleh Tharn yang kini menilai Vilma sebagai ancaman yang lebih besar.
"Siapa kau?" Tharn bertanya dengan suara tegas, memandang Vilma dengan mata penuh kebingungan dan kekaguman.
Vilma hanya tersenyum samar. "Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya berjuang untuk yang benar."
---
Namun, saat itu Tharn mengeluarkan serangan terakhirnya, sebuah serangan api yang begitu besar hingga hampir membakar seluruh medan perang. Jorin, Lennor, dan Nira semuanya bergerak cepat untuk menghindar. Kilyuna mencoba menstabilkan dimensi di sekitarnya untuk mengurangi dampak serangan itu, sementara Vilma memutuskan untuk mengambil risiko.
Dia mengangkat tangannya ke langit, dan dalam sekejap, sebuah ledakan api naga yang sangat besar keluar dari tubuhnya, menghancurkan serangan Tharn dengan kekuatan luar biasa. Api naga itu begitu kuat, bahkan Tharn yang terkejut tidak dapat menghindar sepenuhnya. Serangan itu membakar sebagian besar medan perang, menghancurkan pasukan dan membalikkan arah pertarungan.
Tharn, meskipun terluka, masih bertahan, berdiri di tengah reruntuhan. "Kau... adalah ancaman besar," katanya, suara penuh amarah dan rasa takut.
Namun, meskipun api naga itu telah membuat dampak besar, Velhira dan teman-temannya tidak memberi kesempatan untuk mundur. Mereka bergerak bersama, siap untuk mengalahkan musuh yang tersisa dan memastikan kemenangan.
Pertarungan ini masih jauh dari selesai. Dengan api yang membara di langit dan dimensi yang terus berubah, Velhira dan Tharn mengetahui satu hal—hanya satu pihak yang akan keluar sebagai pemenang, dan pertarungan ini akan menjadi penentu nasib mereka semua.
---
Pertarungan yang sangat panas ini berakhir dengan salah satu sisi yang hampir hancur, tetapi masih ada banyak rahasia yang tersembunyi. Vilma, yang baru saja membuka kekuatan yang sangat kuat dalam dirinya, masih harus belajar mengendalikannya, sementara Tharn, yang memimpin pasukan dengan rasa bangga, akan segera menyadari bahwa ini bukanlah pertempuran terakhir yang akan dia hadapi.