Amaris terbangun dan mulai melihat sekeliling dengan remang remang
"Mimpi?" Herannya
"Tentu saja bukan" jawab Lilith yang sedari tadi menunggu Amaris bangun
"Dimana ini?" Tanyanya lagi
"Mansionmu" jawab Lilith
"Tapi mansionku sudah hancur" ucap Amaris
"Aku memperbaikinya" jawab Lilith
"Oh"
Amaris melihat tubuhnya, ia heran dengan luka nya yang sudah sembuh secara total. Namun ia tak mempertanyakan masalah ini.
Ia bangun dan beranjak dari kasur nya, ia menatap cermin besar di hadapannya yang menampakkan dirinya sendiri.
"Lalu apa setelah ini?" Tanya Amaris
"Ternyata kamu lumayan pintar, Saat ini aku akan terus berada di sisimu hingga kontrak kita selesai" jelasnya
"Kontrak?"
"Yaa, seperti menyelesaikan tujuan mu" jawab Lilith
"Tujuan ku? Balas dendam? Tentu saja" seringai Amaris
"Ohh, gadis yang menarik" Gumam Lilith
"Selama kontrak masih terikat aku akan menjadi pelayanmu dan melindungimu dari segala ancaman" jelas Lilith
"....."
__________________________
3 bulan berlalu...
"Amarissss" teriak seseorang dari ruang tengah
Amaris yang mendengar namanya dipanggil, bergegas menuruni anak tangga dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Mm-madam" ucap Amaris
"Ohh Amaris ku, darimana saja kamu? Kamu menghilang setelah insiden itu" khawatirnya
"Kenapa kamu kesini? Bagaimana kamu tau aku sudah kembali?" Tanya Amaris
"Tentu saja aku mendengar dari orang orang sekitar sini bahwa kamu sudah kembali didampingi oleh pelayan serba hitam" jelasnya
Caroline Costa Rose atau yang lebih dikenal sebagai madam Rose.
Adik dari Shila kataya Valdees, ibunya Amaris.
Setelah mendengar bahwa keponakan nya itu kembali, ia langsung bergegas menuju kota Algadress tempat Mansion Amaris berada.
"Kamu mau menceritakan nya padaku tentang apa yang sudah terjadi selama ini?" Tanya madam Rose
Amaris mulai menceritakan bahwa ia diculik lalu dilelangkan di pasar gelap yang sedang kerajaan cari cari dan saat kabur ia diselamatkan oleh Lilith.
Tentu saja ceritanya banyak yang Amaris rekayasa karena tidak mungkin ia menceritakan bahwa Lilith seorang iblis.
"Anak yang malang" sedihnya
"Bagaimana kalau kamu ikut bersamaku?" Tanya nya
"Tidak perlu, Mereka pasti akan datang mencariku kembali jadi aku akan menunggu mereka disini" ucap Amaris dingin
Madam Rose yang melihat itu merasa bahwa Amaris bukanlah gadis ceria yang ia kenal dulu dan setelah melihat Lilith akhirnya madam Rose tidak bisa memaksa keinginan Amaris.
Sebelum pergi madam Rose meninggalkan sedikit Pesan pada Amaris, jika Amaris membutuhkan bantuan ia bisa memintanya.
Dan ia juga meminta pada Lilith untuk tidak meninggalkan Amaris.
____________________________
Bulan malam yang bersinar terang menampakan seisi pekarangan mansion dengan jelas.
Angin Sepoi mulai berhembus menambahkan sedikit hawa yang mencekam.
Mata merah menyala, gaun yang serba hitam dan rambut yang tertiup angin, menampakkan seorang wanita yang sedang memandangi bulan purnama dengan bulat sempurna di balkon.
Sesekali ia melihat ke arah dalam kamar dan memandangi gadis yang tertidur dengan sangat tenang, ia tersenyum kemenangan setiap kali melihat gadis itu.
Siang tadi mereka telah menjalin kontrak sah antara tuan dan pelayan, gadis yang tanpa berfikir panjang langsung menyetujui semua persyaratan yang tertera dikontrak.
Hekate Cruella De Vill Lilith, seorang iblis wanita yang suka mencari jiwa jiwa pendendam yang hingga tidak mempercayai akan adanya tuhan.
Hekate yang memiliki simbol malam hari dan bulan, Cruella De Vill yang berarti Satan kejam, dan Lilith yang berarti roh liar, gadis liar atau iblis betina yang suka menghantui orang orang dimalam hari, dan lebih dikenal sebagai setan malam di dunia iblis.
Namun di dunia manusia nama Lilith hanya memiliki arti malam, dan Lilith merupakan nama yang indah di dunia manusia ini.
_______________________________
"Selamat pagi nona" ucap Lilith sembari membuka tirai jendela
"Hoammm, pagi Lilith" jawab Amaris sembari menggesek matanya
Amaris beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi, Lilith membantunya mandi, ganti pakaian, dan menyisir rambutnya.
"Silahkan, Roti panggang dengan puding caramel untuk anda santap, dan ini susu sapi segar yang baru diperas" terang Lilith
Setelah selesai dengan sarapannya, Amaris kemudian mengajak Lilith untuk berkeliling ibu kota.
Tak sedikit yang menyambut kepulangan Amaris, namun ada juga yang masih terheran-heran dengan penampilan Amaris yang tidak seperti dulu.
"Ohh nona Amaris, saya Calvin Jeremy salah seorang bangsawan di kota ini juga, pertama selamat datang kembali dan yang terpenting saya sudah lama memendam perasaan ini yang akhirnya bisa tersampaikan sekarang" ucapnya dengan menggigit bunga mawar
Amaris tak menggubris pernyataan Calvin, ia terus berjalan diikuti oleh Lilith.
"Dingin sekali, anda bagaikan sekuntum bunga violet yang tertiup angin salju" ucapnya kembali dihadapan Amaris
"Huft" nafas berat mulai keluar dari mulut Amaris
Amaris melangkah kesamping kemudian pergi melewati Calvin lagi.
Calvin terus mengikuti Amaris kemana pun ia pergi hingga akhirnya Amaris kesal dan mengajak Lilith untuk pulang saja.
Sesampainya di mansion, Amaris mulai membaringkan tubuhnya diatas kasur yang empuk.
"Nona, ada seseorang yang menyuruh anda untuk melihat keluar balkon" ujar Lilith
"Siapa?" Tanyanya
Lilith tidak menjawab dan hanya diam mematung, akhirnya Amaris pun pergi keluar balkon dan melihat siapa orang tersebut.
"Dia" kesal Amaris
"Ohh nona Amaris, engkau bagaikan Juliet yang menawan dan aku akan menjadi Romeo yang akan mendapatkan cintamu" rayu Calvin
Amaris pergi kedalam dan menutup jendela kamarnya.
"Mungkin sekarang anda belum bisa membuka hati, tapi akan ada saatnya cinta kita bersatu dengan utuh" teriaknya dari luar
Amaris yang mendengar itu seketika bergidik geli, sedangkan Lilith yang melihatnya hanya tertawa kecil.
"Kau mentertawakan ku?" Kesal Amaris
"Tidak" senyum Lilith
Malam pun tiba, angin yang berhembus kencang masuk kedalam kamar dan membuat rambut panjang Amaris menutupi wajahnya.
"Nona, tidak baik membiarkan jendela terbuka saat malam hari,, anda bisa masuk angin" nasihat Lilith sembari menutup jendela kamar
"Hm, Lilith? Kenapa kau bersikap seolah kau adalah pelayan?" Tanya Amaris
Lilith tersenyum
"Tentu saja karena kontrak saya sebagai pelayan anda" terangnya
"Ohh, apa kau akan seperti semula jika kontrak ini sudah berakhir?" Tanya Amaris lagi
"Hmm, entahlah semua itu tergantung anda sendiri" jawab Lilith sembari tersenyum
"Sebagai pelayan, saya akan melakukan yang terbaik untuk anda" lanjutnya
"Benarkah?"
"Tentu saja..jika seorang iblis pelayan tidak bisa melakukan apapun, apa yang akan terjadi?" jawab Lilith sembari tersenyum
Setelah percakapan cukup panjang, akhirnya Amaris mulai membaringkan tubuhnya dikasur.
Lilith menyelimuti tubuh Amaris kemudian berdiri dan akan meninggalkan kamar Amaris
"Lilith" sahut Amaris
"Ya nona?" Jawab Lilith
"Jangan pergi sebelum aku tidur" ungkap Amaris
Lilith tersenyum tipis, kemudian duduk dikursi sebelah kasur Amaris. Ia mengusap lembut kepala Amaris hingga akhirnya Amaris tertidur pulas.
"Selamat malam, my Lady" bisiknya
Lilith berdiri dan pergi meninggalkan kamar Amaris.