"Selamat pagi nona" ucap Lilith sembari membuka tirai jendela
"Pagi Lilith" sahut Amaris sembari menggesek matanya yang masih mengantuk
Amaris mulai beranjak dari kasurnya dan Lilith mulai membantu aktivitas rutin Amaris dipagi hari.
Selesai dengan semua aktivitas pagi harinya, Amaris lanjut menyantap sarapan yang disajikan oleh Lilith.
"Nona, saya dengar ada sebuah biara katolik di daerah pinggiran kota aldmoor, gedung itu dibakar karena beberapa konflik dan sekarang sudah tidak terpakai. Dan beberapa waktu setelah itu ada beberapa orang yang mulai memperbaiki biara itu, kemudian menjadikannya tempat perkumpulan keagamaan yang mengajarkan aliran sesat. Gosip mengatakan bahwa pendiri perkumpulan aliran tersebut menggunakan Domesday book kepada pengikutnya" ucap Lilith panjang
"Maksudmu buku yang mencatat arsip nasional kerajaan?" Tanya Amaris
"Tidak, Domesday book yang mereka gunakan jauh melebihi apa yang anda pikirkan. Domesday book penghakiman, buku yang mencatat semua kebaikan dan kejahatan manusia disetiap lembarnya" terang Lilith
"Lalu?"
"Beberapa mengatakan bahwa perbaikan biara itu dibantu oleh orang dari distrik pasar gelap" terang Lilith
"Ohh, jadi? Kita akan langsung masuk kesana?"
"Rumor yang beredar biara itu dijaga dengan ketat"
"Dengan kata lain kita akan susah memasukinya secara langsung?"
"Oh iya, katanya belakangan ini banyak peti mati yang dikirim ke biara itu"
"Peti mati?"
______________________________
Setelah percakapan cukup panjang akhirnya Amaris menghampiri sebuah toko yang menyediakan beberapa peti mati.
Lilith membuka pintu dan pencahayaan di dalamnya sangat remang remang.
"Apa ada orang disini?" Sahut Amaris
"Hi-Hi-Hi selamat datang" jawabannya dengan tawa menyeramkan
"Ada yang ingin ku tanyakan" ucap Amaris
"Kalau begitu, izinkan aku merasakan kehangatan cintamu" ucapnya sembari berlari ke arah Amaris untuk memeluk
"Calvin?" Kaget Amaris
Amaris menghindari pelukan dari Calvin alhasil membuat Calvin menabrak tembok.
"Halo, nona Valdees" sambut seseorang dari balik bayangan
"Undertaker!" Ucap Amaris
"Dia agak sedikit aneh" gumam Lilith
"Aku sudah menduga kau akan datang kemari" ucapnya sembari tertawa kecil
Undertaker melihat ke arah Lilith lalu tersenyum
"Ohh, kamu memiliki pelayan yang menyeramkan" ucapnya lagi
"....."
"Ahhh, Amaris kamu seperti biasa sangat dingin dan kejam tidak membalas pelukanku" sahut Calvin yang baru terbangun setelah menabrak tembok
"Kau, kenapa kau ada disini?" Tanya Amaris
"Aku disuruh untuk mengambil beberapa peti mati untuk di bawa ke pinggiran kota Aldmoor" jelasnya sembari menepuk debu di bajunya
"Sungguh kebetulan yang tak terduga" ucap Lilith
"Hm? Apa jangan-jangan kamu juga akan pergi kesana? Ahh, sepertinya takdir menginginkan kita bersatu" sahut Calvin
Amaris tak menghiraukan ucapan Calvin meskipun ia agak sedikit bergidik geli mendengarnya.
Undertaker mengambil kertas dari sakunya lalu memberikannya pada Lilith.
Selagi undertaker menyiapkan peti mati untuk calvin bawa, Lilith membuka dan membaca surat itu.
"Menarik" gumam Lilith pelan
Akhirnya peti mati sudah selesai dan siap untuk di antar ke biara pinggiran kota Aldmoor.
Kereta kuda mereka mulai berjalan menyusuri kota kota.
"Cara kita masuk kesana adalah dengan ikut bersama tuan Calvin, anda yakin tidak masalah?" Tanya Lilith
"Ya, kita akan fokus pada penyelidikan biara itu saja dan tidak perlu mengurusi dia" ucap Amaris
"Baik"
______________________
Setelah perjalanan yang lumayan cukup panjang akhirnya mereka sampai di biara tempat tujuan mereka.
Sebelum masuk mereka diberhentikan oleh beberapa penjaga dan memeriksa barang bawaan mereka.
Karena Calvin memiliki surat perintah jadi mereka dengan mudah diizinkan masuk.
Setelah masuk gerbang terlihat sebuah biara yang lumayan bersih namun sangat kuno dari segi desain pembangunan.
Calvin dan Amaris berpisah karena mereka memiliki tujuan yang berbeda, Amaris mulai berkeliling diikuti oleh Lilith.
"Kotor sekali" ucap seseorang dari balik pintu
Amaris dan Lilith menoleh pada asal suara itu dan melihat seorang laki-laki muda dengan pakaian serba putih.
"Apa maksudmu?" Tanya Amaris
"Tidak ada, kamu pasti masih baru disini dan mau melakukan pembersihan" ucapnya tanpa ragu
"Pembersihan?" Heran Amaris
"Ya, pembersihan dari dosa dosa yang telah kamu tumpuk selama ini" ucapnya
Amaris tidak mengerti dengan apa yang dimaksud pria tersebut
"Jahat sekali mengatakan nonaku kotor dan perlu pembersihan" sahut Lilith menghampiri pria itu
"Tapi anak itu memang terlihat sangat kotor, matanya penuh dengan dendam" ucapnya lagi
"Siapa namamu?" Tanya Lilith mulai membelai wajah pria itu
"Leon Haslam" jawabannya
"Hm, Leon mau kah kamu menjelaskan apa maksudnya dari pembersihan itu?" Goda Lilith
"Pembersihan dosa atau dengan kata lain penghapusan dosa yang dilakukan selama hidup manusia, kamu akan tau jika sudah menyaksikan ritual dari sang pendeta" jelasnya
"Bisa langsung katakan bagaimana pendeta menghapus dosa dosa itu" tanya Lilith
"Tidak bisa" tegas Leon
"Ohh" Lilith menarik kerah baju Leon lalu mendorong tubuh Leon masuk kedalam ruangan
Amaris hanya berdiri di depan pintu dan kemudian calvin menghampirinya karena tugas dia telah selesai.
"Amarissss sayang" teriak Calvin
"Hufttt" Amaris hanya membuang nafas kasar
"Amaris apa yang kamu lakukan di depan pintu sendirian? Kemana pelayanmu" tanya Calvin
Amaris hanya diam tanpa menggubris pertanyaan Calvin.
Dan kemudian terdengar suara dari balik pintu
"Ahhh~ emhh~ Le-Leon ternyata kamu sangat mengerti tempat yang paling disukai wanita untuk dimainkan ahh ahh shhht emhh"
"Sttt, nona Lilith jangan berteriak terlalu kencang saya akan mulai membersihkan tubuh anda dibagian ini"
"Awhhh pe-pelan pelan, ahh shhh ahh semuanya masuk dan menyentuh rahimku"
"Saya akan menyelesaikannya secepat mungkin" terdengar suara Leon yang mulai berat
"Jahat, sebelum menyelesaikannya kamu harus memberitahu aku bagaimana pendeta menghapus dosa dosa itu" ucap Lilith yang terdengar sama beratnya
"Baiklah, pendeta akan menayangkan sebuah kilas balik orang yang akan dibersihkan dan kemudian pendeta akan mulai membersihkannya dihadapan para umat menggunakan tubuhnya, dengan kata lain menyetubuhinya seperti ini, shtt emhh" nafas Leon mulai terengah-engah dan semakin berat
"Lalu bagaimana cara membersihkan dosa seorang laki-laki? Apakah sama" tanya Lilith
"Benar, cuma yang menyetubuhinya adalah seorang biarawati" jelas Leon
"Ahh nona Lilith saya akan menyelesaikan ini dan mengeluarkannya di dalam tubuh anda, stt emhh"
"Ahhh ahhh ohh emhh Le-Leon gerakanmu semakin cepat? Tungg-gu aahhh ahhh emhhh ya ya ya shhh ahhhh~ semuanya masuk dan membuat rahimku hangat" ucap Lilith dengan nada lemas
Amaris hanya menatap acuh pada suara di balik pintu itu, sedangkan Calvin yang mendengar suara itu langsung menutup wajahnya yang memerah.
"Anu, Amaris kamu mau mencobanya?" Tanya spontan Calvin
"Lakukan saja sendiri" acuh Amaris
"Kamu sangat kaku" keluh Calvin
Kedua orang itu keluar dari ruangan, dan menampakkan mereka yang sedang merapihkan Pakaiannya masing masing.
Lilith berjalan dan kembali kesisi Amaris
"Aku tidak menyangka ada cara seperti ini untuk mendapatkan informasi" ucap Amaris pada Lilith dengan pelan
"Manusia adalah makhluk yang mudah terbawa nafsu, jadi cara seperti ini akan sangat efektif untuk memancing hasrat mereka dan tanpa sadar mereka akan mengatakan apapun yang ditanyakan ketika terbakar api hasrat itu" terang Lilith
Leon yang melihat ada Amaris dan Calvin didepan pintu hanya melihat wajah mereka dan kemudian dia pergi berlalu meninggalkan mereka seperti tidak terjadi apapun.
"Sudah kukatakan manusia adalah makhluk yang angkuh melebihi iblis, mereka bilang akan membersihkan dosa tapi yang mereka lakukan adalah menumpuk dosa" lanjut Lilith kemudian tersenyum licik