Setelah mendapatkan informasi dari Leon.
Amaris, Lilith, dan Calvin pergi menuju Aula utama dari biara itu.
"Kenapa kau ikut bersama kami? Bukankah urusanmu sudah selesai" kesal Amaris pada Calvin
"Jangan terlalu dingin begitu padaku, aku hanya penasaran seperti apa kilas balik yang ditampilkan oleh pendeta itu" jawab Calvin manja
Di perjalanan menuju aula utama mereka melihat beberapa biarawati yang membawa sekantung bunga bunga, biarawati biarawati itu menunduk sopan dan tersenyum pada mereka.
"Senyuman yang hangat, ya?" Ucap Amaris
"Anda tau itu padahal anda sudah lupa caranya tersenyum, nona muda" sahut Lilith sembari tersenyum
"Jangan bercanda, senyuman mereka itu palsu!" Tegas Amaris
Setelah melewati beberapa ruangan akhirnya mereka sampai di aula utama biara itu.
Mereka masuk kedalam dan Amaris terkejut dengan lambang di atas dinding biara itu, karena lambang itu benar benar mirip dengan lambang yang ada di distrik pasar gelap.
"Nona muda?" Heran Lilith mendekati Amaris yang terlihat terkejut
"Ehhee hahaa selamat datang"
"Selamat datang"
"Hari ini adalah hari yang indah, kan?"
Ucap 4 anak kecil menyapa Calvin
"Oh, mereka lucu! tapi aku tidak tertarik pada anak anak" ucap Calvin sembari membenarkan rambutnya yang sudah rapih
"Selamat datang orang kotor, kau benar benar kotor" ucap salah satu dari mereka
"Apa?" Kesal Calvin
"Ada apa orang kotor? Apa kau sedang sakit?" Tanya satunya
"Kalian! Jangan menyebutku orang kotor, bodoh!" Kesal Calvin sembari menjitak salah satu kepala dari anak kecil itu
"Huaa, aku disentuh oleh orang kotor" rengek anak yang dijitak Calvin
"Kau harus dibersihkan, dibersihkan" sahut teman anak itu
Mereka berlari menuju biarawan dan bersembunyi di baliknya.
"Tunggu, kalia-" kesal Calvin sembari mengejar mereka
Biarawan itu tersenyum dan menyuruh anak anak itu keluar dari aula
"Setelah beranjak dewasa, orang akan menjadi kotor" ucap biarawan itu
Biarawan itu melihat Calvin lalu beralih melihat Amaris dan Lilith
"Dilihat dari pakaian kalian, sepertinya kalian bukan asli penduduk sini" ucapnya
"....."
"Tidak usah khawatir! Setelah mendengar khotbah dari sang pendeta, kalian akan suci kembali" jelasnya
"Kau, tempat ini..." Ucapan Amaris terpotong karena Lilith menahannya
Amaris melihat ke arah Lilith lalu ia mulai mengendalikan emosinya.
"Kotor? Terdengar sangat aneh, pria setampan kamu tidak mungkin orang kotor" goda Lilith sembari mendekat ke arah biarawan itu
Biarawan itu terdiam di tempat dan terpesona dengan kecantikan Lilith.
"Aku tidak begitu mengerti soal organisasi keagamaan ini, maukah kau menjelaskannya padaku?" Ucap Lilith sembari tersenyum
"T-tentu...tapi, siapa kau..." Gugupnya
"Kau mau menjelaskannya, kan?" Bisik Lilith sembari meraba dada bidang biarawan itu
_______________________
"Ahh, nona Lilith tolong bersihkan aku! bersihkan aku...." Ucapnya dengan nafas berat
"Dimana? Apanya yang kotor..." Tanya Lilith sembari melumat
Sedangkan Calvin yang mendengar percakapan mereka di luar ruangan, kembali menutup wajahnya yang memerah.
"Hufttt lagi lagi cara seperti ini" gumam Amaris
"Ahhh, shhh~ aku melihatnya! Gerbang surga!" Ucap biarawan itu melantur
"Aku mencium bau busuk!" Gumam Lilith pelan
"Ahhh, nona Lilith saya akan mengeluarkan kotoran ini! Shhh" ucapnya
"Keluarkan saja semuanya didalam mulutku, aku akan menelan semua kekotoran itu" jawab Lilith semakin menguatkan lumatannya
"Shhh Ahhhhh ha ahh haa ahhh" biarawan itu memegang erat rambut Lilith kemudian melepasnya dengan lemas
Setelah selesai dengan aktivitas mereka, Amaris pergi meninggalkan Calvin yang masih memasang wajah memerah
Pintu dibuka oleh Amaris, terlihat biarawan itu merapihkan celananya dan Lilith mulai membersihkan Mulutnya.
"Domesday book menunjukkan masa lalu orang yang berdosa! Pendeta menyucikan bagian kotor orang tersebut berdasarkan buku itu. Dia juga berkata, Domesday book berisi catatan masa lalu dan masa depan setiap orang" jelas biarawan itu
"Oh, dia bilang masa depan?" Tanya Lilith
"Ya, tapi cara untuk mengetahuinya hanya dari anak yang dipilih oleh pendeta untuk paduan suara" lanjutnya
"Paduan suara? Apa mereka akan bernyanyi?" Tanya Amaris
"Ini bukan hanya bernyanyi biasa, nuansanya sedikit berbeda! Pendeta mendengarkan suara hati anak anak yang merdu di ruangan pribadi miliknya" jelasnya lagi
Setelah mendengar penjelasan itu mereka bertiga keluar dari ruangan itu dan berkumpul diluar.
"Karena hanya anak-anak yang dipilih, sepertinya hanya nona muda yang bisa mendekati pendeta" ungkap Lilith
"Tidak juga, aku bisa menjadi anak yang terpilih itu" sahut Calvin sembari tebar pesona menggunakan baju anak-anak yang ia kejar sebelumnya
"Bagaimana cocok bukan?" Tanyanya girang
"Huaaa, aku kotor lagi!" Rengek anak itu
"Kauu..." Kesal Amaris
"Tapi yang dipilih adalah anak perempuan bukan seorang laki-laki" sahut Lilith
"Aa- hmm" kecewa Calvin kemudian melepas baju anak itu
Lonceng berbunyi dari arah aula utama yang membuat mereka bertiga menoleh.
"Ah, penyucian dari pendeta akan segera dimulai!" Ucap anak tadi girang
"Penyucian?" Heran Calvin
"Sudah kuduga, aku mencium bau busuk!" Gumam Lilith sembari melirik pada seseorang dengan memakai jubah yang sedari tadi mengawasi mereka bertiga dari balik jendela
"Ada apa?" Tanya Amaris
"Tidak, aku hanya merasa bahwa apel busuk jatuh ke tanah dan baunya menyebar kemana mana" ucap Lilith pelan
__________________________
Meraka pergi memasuki aula dan melihat banyak biarawan dan biarawati yang sudah duduk berjejer dengan rapih, mereka menunduk dan mengepalkan kedua tangannya didepan dada.
Karena mereka penasaran dengan ritual penyucian itu, akhirnya mereka ikut duduk tapi dikursi bagian paling belakang.
Lantunan suara nyanyian yang lembut mulai terdengar dan pendeta pun mulai naik keatas panggung.
"Nah, semua dosa akan disucikan disini" ucap sang pendeta
Kemudian seorang pria dengan lambang yang sama seperti lambang di atas dinding aula naik keatas panggung, ia hanya berselimutkan kain dan kemudian telanjang bulat setelah kain itu diambil oleh beberapa biarawan yang mengantarnya naik.
Satu orang biarawati naik keatas panggung dan memberikan sebuah buku pada pendeta itu.
Pendeta itu membuka bukunya dan memulai khotbahnya
"Akan ku bacakan Domesday book untuk jiwa yang kotor dan orang yang tersesat! Thomas Alva, walaupun dia tidak melakukan perbuatan tercela, tapi dia menghabiskan hidupnya dengan percuma!" Ucap sang pendeta
Kemudian asap hitam mulai keluar dari tubuh Thomas yang membuat Thomas meringis dan berguling. Cahaya mulai bersinar dari kaca yang bergambar seorang dewi, kemudian gambar Dewi itu berubah menjadi cinematic record Thomas. Disana terlihat jelas semua kegiatan yang dilakukan Thomas selama hidupnya.
"Bersihkan yang kotor! Bersihkan yang tak berguna! Bersihkan yang tak diinginkan! Bersihkan yang kotor!" Teriak sang pendeta
Dua biarawati dengan pakaian serba putih mulai menaiki panggung dan kemudian melepaskan pakaiannya disana.
mereka membaringkan tubuh Thomas dan mulai memainkan kelamin Thomas.
Satu biarawati menyusui Thomas layaknya seorang bayi dan satu lainnya mulai melumat kelamin Thomas hingga mengeluarkan cairan putih, yang kata sang pendeta cairan itulah yang membuat Thomas kotor.
Pendeta menyuruh biarawati itu untuk membersihkan cairan yang keluar dari kelamin Thomas menggunakan sebuah kain khusus penghapus kotoran.
"Nah, sekarang jiwa kotornya sudah hilang! Berkatilah seseorang yang baru terlahir kembali ini" ucap sang pendeta
Semua orang bersorak gembira
"Pendeta agung!"
"Pendeta mulia!"
"Tuan Pendeta" "Tuan pendeta"
Sahut semua orang disana
"Terimakasih tuan Pendeta" ucap Thomas sembari bersujud
Kemudian beberapa biarawan menaiki panggung dan menutupi tubuh mereka dengan jubah hitam.
Lilith melihat ke arah Amaris, ia penasaran ekspresi Amaris setelah menyaksikan ritual tadi.
"Tcihh, menjijikan!" Gumam Amaris
Lilith tersenyum setelah mendengar gumaman Amaris.