Cherreads

Chapter 2 - Bab 2: Badai Darah di Puncak Awan Suci

Langit di atas Pegunungan Seribu Awan berubah menjadi lautan merah, seolah darah para dewa telah tumpah dan menodai kabut suci yang biasanya menyelimuti puncak. Suara tawa dingin itu masih bergema, membawa hawa pembunuh yang membuat jantung Wei Chen berdegup kencang. Ia berdiri di belakang Kakak Kedua, Zhao Yan, tangannya mencengkeram lengan kakaknya dengan erat. Meski ia tak mengerti apa yang terjadi, ia bisa merasakan bahwa malam ini akan menjadi malam yang tak akan ia lupakan.

Li Qing, Kakak Sulung, melangkah maju, pedang peraknya terhunus dengan kilau dingin yang memantulkan cahaya bulan. "Siapa pun kalian, tunjukkan diri! Sekte Puncak Awan Suci bukan tempat untuk kalian tunjukkan arogansi!" suaranya menggema, penuh wibawa, namun ada nada waspada di dalamnya.

Dari balik kabut merah, tiga sosok muncul, melayang di udara dengan aura yang menekan. Mereka mengenakan jubah hitam dengan motif naga merah di dada, tanda dari Sekte Naga Darah, salah satu sekte paling kejam di Benua Langit Tak Bertepi.

Pemimpin mereka, seorang pria tinggi dengan bekas luka melintang di wajahnya, menyeringai lebar. Matanya merah menyala, dan di tangannya ia memegang cambuk berduri yang memancarkan hawa panas.

"Aku adalah Xue Long, Tetua Ketiga dari Sekte Naga Darah," kata pria itu dengan suara serak. "Kalian, Tujuh Pedang Awan Suci, telah menjadi duri di mata sekte kami. Kalian menolak bergabung dengan kami, bahkan berani melindungi desa-desa di lembah dari pajak kami. Malam ini, kami akan menghapus sekte kecil kalian dari muka bumi!"

Feng Huo, Kakak Ketiga, menurunkan serulingnya dan berdiri dengan tatapan tajam. "Sekte Naga Darah… kalian hanyalah segerombolan anjing yang haus darah. Berani-beraninya kalian menginjakkan kaki di Puncak Awan Suci?!"

Xue Long tertawa keras, cambuknya berderit saat ia mengayunkannya ke udara, menciptakan ledakan kecil yang menggetarkan tanah. "Kalian mungkin kuat, tapi kalian hanya tujuh orang. Sementara kami…," ia melambaikan tangan, dan dari balik kabut, puluhan murid Sekte Naga Darah muncul, masing-masing memegang senjata dengan aura pembunuh yang pekat. "Kami adalah badai yang akan menghancurkan kalian!"

Tanpa menunggu lebih lama, Li Qing mengangkat pedangnya. "Kakak Kedua, lindungi Chenchen! Yang lain, ikut aku!" serunya. Dalam sekejap, Tujuh Pedang Awan Suci bergerak seperti angin, masing-masing mengeluarkan teknik mereka yang memukau.

Li Qing melesat ke depan, pedangnya berubah menjadi bayangan perak yang membelah udara, menyerang langsung ke arah Xue Long. Zhao Yan tetap di samping Wei Chen, tombak emasnya berputar cepat, menciptakan perisai angin yang melindungi mereka berdua. Feng Huo meniup serulingnya, dan nada-nada mematikan yang ia mainkan berubah menjadi gelombang suara yang menghancurkan beberapa murid Sekte Naga Darah dalam sekejap.

Xiao Mei, Kakak Keempat, melompat ringan dengan kipas besar di tangannya, mengirimkan angin puyuh yang dipenuhi kelopak bunga tajam ke arah musuh. Liang Shu, Kakak Kelima, menutup bukunya dan mengeluarkan gulungan mantra, jari-jarinya bergerak cepat membentuk segel yang melepaskan petir ke arah musuh.

Gu Tao, Kakak Keenam, berteriak keras sambil menghantamkan tinjunya ke tanah, menciptakan gempa kecil yang membuat musuh kehilangan keseimbangan. Sementara Su Ling, Kakak Ketujuh, menyebarkan bubuk hijau ke udara, yang ternyata adalah racun mematikan yang melemahkan musuh dari dalam.

Wei Chen menatap kakak-kakaknya dengan mata penuh kekaguman. "Kakak-kakak… kalian luar biasa!" gumamnya, hatinya dipenuhi rasa bangga. Namun, di tengah kekaguman itu, ia juga merasa kecil dan tak berdaya. Ia hanya bisa berdiri di belakang, tak mampu membantu, sementara kakak-kakaknya bertarung dengan nyawa sebagai taruhan.

Pertarungan berlangsung sengit. Tujuh Pedang Awan Suci memang kuat, tapi jumlah musuh terlalu banyak. Xue Long, dengan cambuk berdurinya, berhasil melukai Li Qing di lengan, membuat darah mengalir dari luka itu. Feng Huo terpaksa mundur setelah serangan gelombang suaranya diblokir oleh salah satu tetua Sekte Naga Darah lainnya. Satu per satu, kakak-kakak Wei Chen mulai terdesak.

"Chenchen, kau harus lari!" seru Zhao Yan tiba-tiba, suaranya penuh urgensi. "Kami akan menahan mereka. Pergi ke Gua Awan Tersembunyi di belakang puncak, sembunyi di sana!"

"Tapi, Kakak—" Wei Chen mencoba membantah, matanya berkaca-kaca.

"PERGI!" bentak Zhao Yan, dan untuk pertama kalinya, Wei Chen melihat ketakutan di mata kakaknya. Tanpa bisa membantah lagi, ia berbalik dan berlari menuju hutan di belakang puncak, air matanya jatuh di tanah yang dingin. Ia tak ingin pergi, tapi ia tahu ia hanya akan menjadi beban jika tetap tinggal.

Saat ia berlari, suara benturan senjata, teriakan, dan ledakan masih terdengar di belakangnya. Hatinya terasa seperti ditusuk ribuan jarum.

"Kakak-kakak… tolong selamat," gumamnya, tangannya mencengkeram dada. Ia tak tahu apa yang akan terjadi pada sekte yang selama ini menjadi rumahnya, tapi satu hal yang ia sadari: dunia kultivasi yang kejam ini tak akan pernah membiarkan kebahagiaan bertahan lama.

Di kejauhan, Xue Long menyeringai, cambuknya melilit leher salah satu murid Sekte Puncak Awan Suci yang malang. "Cari bocah itu!" perintahnya kepada anak buahnya. "Dia mungkin lemah, tapi dia adalah adik kesayangan Tujuh Pedang Awan Suci. Jika kita menangkapnya, mereka akan berlutut di hadapan kita!"

Malam itu, Puncak Awan Suci yang dulu damai berubah menjadi lautan darah, dan Wei Chen, untuk pertama kalinya, merasakan dinginnya dunia yang tak pernah ia pahami sebelumnya.

More Chapters