Prolog – Warisan dalam Bayang-Bayang
Dari luar, dia hanyalah siswa biasa. Tidak mencolok, tak banyak bicara, dan selalu duduk di kursi dekat jendela dengan senyum tipis yang terlihat tulus. Tapi di balik mata tenangnya, tersembunyi seribu siasat yang bahkan para veteran mata-mata pun sulit tebak.
Namanya Reivan Arkady—anak dari salah satu mata-mata terhebat yang pernah dimiliki dunia: Azel Arkady. Seorang legenda dari organisasi rahasia "Vanta Noctis", sebuah kelompok elit bayangan yang menjalankan operasi intelijen berskala global, bergerak dalam diam, menegakkan keadilan dari balik layar. Keberadaan mereka dirahasiakan bahkan dari pemerintah.
Namun, dunia berubah ketika Azel ditemukan tewas mengenaskan. Tubuhnya hancur akibat ledakan yang sangat presisi, khas dari tangan organisasi kriminal paling keji dan tak tersentuh di dunia: "Specter Eidolon". Organisasi ini bukan sekadar bayangan—mereka adalah kegelapan itu sendiri. Tak ada catatan, tak ada wajah, hanya kabar burung dan teror yang mereka tinggalkan di setiap aksinya.
Reivan saat itu baru berusia 12 tahun.
Sejak saat itu, hidupnya berubah. Vanta Noctis yang selama ini hanya memantau dari jauh, akhirnya menghubunginya. Di usia muda, Reivan menjalani pelatihan yang hanya bisa dilalui oleh satu dari seribu orang. Dan dia melampauinya… dengan mudah. Kecerdasan bawaan, tubuh yang terlatih, dan emosi yang hampir mati—kombinasi sempurna bagi seorang mata-mata.
Dengan kode nama “Night Hunter”, Reivan menjadi legenda muda yang ditakuti oleh para kriminal dan diburu oleh sesama mata-mata bayaran. Tapi semua itu dia tinggalkan dua tahun lalu. Kini, dia duduk di kelas 2 SMA biasa, menjalani hidup seperti siswa kebanyakan.
Namun, kedamaiannya hanya tipuan. Di balik seragam sekolahnya, tersimpan luka dan dendam. Ia tidak bekerja untuk siapapun. Ia bergerak sendiri, memburu satu hal: menghancurkan Specter Eidolon dengan tangannya sendiri.